FAA Umumkan Bandara yang akan Miliki Zona Penyangga 5G Sebelum Ekspansi C-Band
Lembaga Regulator Penerbangan Sipil Amerika Serikat atau Federal Aviation Administration, mengumumkan 50 bandara yang akan memiliki zona penyangga 5G
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Lembaga Regulator Penerbangan Sipil Amerika Serikat atau Federal Aviation Administration (FAA), mengumumkan 50 bandara yang akan memiliki zona penyangga 5G terkait peluncuran layanan 5G oleh dua perusahaan telekomunikasi Verizon dan AT&T.
Seperti dilansir dalam laman theverge.com, Minggu (9/1/2022), Verizon dan AT&T akan menjalankan peluncuran 5G mereka secara langsung pada 19 Januari mendatang. Mengenai hal ini FAA telah memilih 50 bandara yang memiliki zona penyangga untuk mencegah gangguan penerbangan.
Regulator keselamatan ini berdasarkan dengan lokasi, volume lalu lintas dan kemungkinan visibilitas rendah suatu bandara. Semua faktor ini dapat meningkatkan pembatalan, penundaan dan pengalihan saat peluncuran layanan 5G C-Band.
Baca juga: AS Tunda Layanan 5G, Dikhawatirkan Kacaukan Layanan Penerbangan
Dalam harian Wall Street Journal, untuk bandara sibuk atau dengan volume lalu lintas yang tinggi terutama Chicago O'Hare, Orlando International, Los Angeles International, dan Dallas / Fort Worth International masuk dalam daftar FAA. Termasuk juga dengan bandara dengan lokasi yang sering terkena kabut seperti Seattle/Tacoma Internasional dan San Francisco Internasional, ikut masuk ke dalam daftar FAA.
Sebelumnya, FAA telah mencatat jika Verizon dan AT&T sepakat untuk mematikan pemancar 5G mereka di zona penyangga khusus ini untuk enam bulan ke depan. Keputusan ini diambil untuk mengurangi potensi gangguan 5G dengan instrumen pesawat sensitif yang digunakan dalam pendaratan dengan visibilitas rendah.
Bandara Hartsfield/Jackson International dan Denver International tidak termasuk ke dalam daftar, selain karena mereka tidak berada di lokasi penyebaran 5G C-Band, kedua bandara ini juga tidak mendapat izin pendaratan akibat visibilitas rendah.
Kedua perusahaan telekomunikasi asal Amerika, Verizon dan AT&T sangat ingin menerapkan layanan 5G mereka sejak layanan ini ditingkatkan dan telah menghabiskan biaya $70 miliar tahun lalu. Peningkatan layanan ini dinilai dapat memberikan jalan tengah dalam hal kecepatan dan jangkauan 5G yang saat ini masih kurang.
Dua operator ini juga menawarkan akan menggunakan teknologi gelombang milimeter pita tinggi super cepat yang hanya mencakup area kecil, serta spektrum pita rendah. Dengan menggunakan teknologi ini akan menghasilkan banyak jangkauan dengan layanan lambat seperti 4G LTE. Sedangkan perusahaan telekomunikasi asal jerman, T-Mobile sudah menawarkan layanan 5G mid-band, tetapi tidak dalam kisaran C-band.
Baca juga: Menkominfo Siapkan 5G Experience di Ajang MotoGP 2022
Sebelumnya, Verizon dan AT&T akan melakukan ekspansi 5G mereka pada 5 Desember lalu. Namun akibat kekhawatiran FAA yang dapat mengganggu pelayanan dan perjalanan udara, dua operator ini melakukan penundaan peluncuran sebanyak dua kali.
Dua operator ini sempat menolak permintaan FAA untuk melakukan penundaan peluncuran layanan 5G pada 5 Januari kemarin, namun akhirnya mereka sepakat untuk mengaktifkan layanan 5G pada 19 Januari mendatang dan memberi FAA waktu tambahan untuk melakukan perhitungan potensi gangguan penerbangan.