Serangan Siber Rusia Bisa Bikin AS dan Sekutunya Ketar-ketir, Berikut Jejak Aksinya
Kekuatan siber Rusia yang berbahaya tak hanya dapat mencuri file-file penting bahkan serangan ini dapat melumpuhkan komunikasi internal suatu negara
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Biden memperkirakan tindakan Rusia ini dipicu karena adanya sanksi ekonomi yang sebelumnya mereka jatuhkan, setelah meletusnya invasi Rusia ke Ukraina.
Baca juga: Remaja 16 Tahun Asal Inggris Disebut Jadi Dalang Peretasan Samsung dan Microsoft
"Hari ini, Pemerintahan saya mengulangi peringatan itu berdasarkan intelijen yang berkembang bahwa Pemerintah Rusia sedang menjajaki opsi untuk potensi serangan siber," tambah Biden.
Pemerintah Biden telah berusaha memperkuat pertahanan siber nasional AS, melalui langkah-langkah keamanan siber yang luas untuk melindungi Pemerintah Federal dan sektor infrastruktur penting.
Joe Biden juga mengungkapkan pemerintah telah menciptakan kemitraan publik-swasta dan inisiatif untuk meningkatkan keamanan siber di semua infrastruktur AS.
Biden menambahkan, sebagain besar infrastruktur penting AS dimiliki dan dioperasikan oleh sektor swasta, dan pemilik serta operator infrastruktur penting harus mempercepat upaya untuk melindungi keamanan dari serangan siber.
Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (CISA) di Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, secara aktif bekerja sama dengan organisasi di seluruh infrastruktur penting untuk berbagi informasi dan panduan mitigasi dengan cepat, untuk membantu melindungi sistem dan jaringan mereka.
Pada bulan lalu, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS memperingtakan organisasi AS di semua tingkatan untuk menghadapi ancaman serangan dunia maya, yang merupakan dampak dari konflik Rusia dan Ukraina.
Pemerintah Biden telah memperkuat pertahanan siber AS, setelah serangkaian serangan ransomware menyerang negara ini pada musim panas lalu, di mana infrastruktur penting di AS menjadi sasaran serangan siber ini.
Serangan ransomware pada Juni 2021 lalu, memaksa pabrik yang dioperasikan perusahaan pengepakan daging terbesar di dunia, JBS asal Brasil menghentikan aktivitas bisnisnya. AS menduga serangan ransomware ini dilakukan oleh kelompok peretas asal Rusia.
Hal ini karena serangan siber yang menimpa JBS, terjadi selang beberapa minggu setelah pipa bahan bakar terbesar AS, Pipa Colonial di Pantai Timur AS yang menjadi target kelompok peretas yang berasal dari Rusia.
Selama pertemuan puncak Joe Biden dan Vladimir Putin di Jenewa, Swiss pada Juni 2021 lalu, serangan ramsomware menjadi pembahasan.
Biden mengatakan pada saat itu kepada pemimpin Rusia, infrastruktur penting tertentu dilarang menjadi target serangan, dengan memberikan 16 daftar infrastruktur penting yang mencakup sektor bahan bakar hingga sistem pengairan.
Namun, dalam konferensi pers yang membahas pertemuan tersebut, Putin membantah Rusia bertanggung jawab terhadap serangan siber yang terjadi di AS dan mengklaim sebagia besar serangan siber di dunia merupakan ulah AS.
Pada bulan Juli tahun lalu, Biden telah menandatangani nota keamanan nasional yang mengarahkan pemerintahnya untuk mengembangkan sasaran kinerja keamanan siber untuk infrastruktur penting di AS, yang mencakup infrastruktur seperti listrik, pabrik kimia dan reaktor nuklir.