Melantai di Bursa 11 April, GoTo Tetapkan Harga Saham IPO Sebesar Rp 338
GoTo menawarkan sebanyak 46,7 miliar saham baru Seri A, yang merupakan gabungan antara saham baru yang diterbitkan dan saham tresuri
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Andhika menjelaskan, PBV ini didapat dari harga saham dibandingkan dengan nilai buku per saham.
Baca juga: Segera Melantai di Bursa, Begini Langkah-langkah Membeli Saham GoTo
Adapun nilai buku saham GoTo diperoleh dari total ekuitas, dan dibagi jumlah saham tercatat.
"Berdasarkan prospektus, GoTo mencatat total ekuitas senilai Rp 130 triliun dan jumlah saham 1,19 triliun saham, sehingga nilai buku GoTo senilai Rp 109. Dengan demikian PBV saham IPO GoTo berkisar 2,89x – 3,17x," papar Andhika.
Terkait prospek saham GoTo ke depan, Andhika menilai dapat mengalami pertumbuhan karena ekosistem luas telah terbentuk.
"Dari Gojek, GoPay, Tokopedia, GoTo Financial, dan Bank Jago yang sudah memiliki posisi yang cukup mapan dalam persaingan di sektor masing-masing," ujarnya.
Diketahui, proses bookbuilding GoTo telah dimulai pada 15 Maret hingga 24 Maret 2022, di mana masa penawaran umum diperkirakan akan berlangsung pada 1 - 5 April.
Baca juga: Ada Akun Hantu Jelang IPO, GoTo Laporkan ke Twitter
Perkiraan tanggal penjatahan saham pada 5 April dan distribusi saham secara elektronik pada 6 April. Proses pencatatan di Bursa Efek Indonesia diperkirakan pada 7 April 2022.
Premium
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Farras Farhan berpendapat, harga Rp 338 per saham relatif lebih premium dibanding perusahaan sejenis (peers). Dengan harga tersebut, GoTo ditawarkan di price to gross transaction value (P/GTV) sebesar 0,7 kali, sedangkan P/GTV peers rata-rata 0,5 kali. Idealnya, minimal P/GTV GoTo sejalan dengan rerata P/GTV perusahaan sejenis.
"Namun kembali lagi, mahal atau murahnya penawaran harga ini, GOTO tetap memiliki market cap terbesar keempat di IHSG, sehingga akan banyak index fund yang harus beli GOTO untuk keperluan indexing," kata Farras kepada Kontan.co.id, Jumat (25/3/2022).
Adapun harga IPO GOTO pada Rp 338 per saham diperkirakan bisa menciptakan efek psikologis murah. Sehingga kemungkinan investor, terutama investor ritel, akan banyak yang tertarik.
Selain itu, penawaran di harga tersebut menunjukkan pasar belum reseptif terhadap GoTo maupun saham sektor teknologi lainnya. Di tengah kenaikan Fed Funds Rate dan tensi geopolitik Rusia-Ukraina, pasar cenderung lebih melirik saham-saham old economy yang relatif kebal terhadap risiko.
Farras menambahkan, menarik tidaknya saham GoTo ke depan masih harus dipantau kembali. Terutama terkait strateginya untuk mencapai profitabilitas. Asal tahu saja, kepada Kontan.co.id ia sempat mengungkapkan, GoTo tampak belum ada arah dan strategi yang jelas untuk meningkatkan kinerja, terutama dari segi take rate.
Baca juga: Driver Ojol Bisa Punya Saham, GoTo Berpotensi Bernasib Sama dengan BUKA?
"Kompetitornya saja (Shopee) bisa memiliki 6 persen take rate sedangkan Tokopedia hanya memiliki 1,3 persen," ujarnya. Apabila tidak dijelaskan arahan mengenai langkah bisnis ke depan, hal itu akan berpengaruh ke ekspektasi investor terhadap saham GoTo.
Sementara itu, Analis Sucor Sekuritas Paulus Jimmy beranggapan bahwa saham GoTo masih atraktif. Apalagi dengan beredarnya kabar investor institusi ikut serta pada periode bookbuilding hingga mampu meraih nilai sekitar 1,1 miliar dolar AS. Di sisi lain, harga yang dipatok pada Rp 338 per saham juga dinilai masih dalam valuasi wajar.