Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Pentingnya Jalankan Etika Digital Saat Berinteraksi di Internet dan Media Sosial

Jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia meningkat dari 170 juta orang menjadi 191 juta orang pada Januari 2022

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Pentingnya Jalankan Etika Digital Saat Berinteraksi di Internet dan Media Sosial
Pexels.com/Lukas
Ragam aplikasi media sosial di smartphone. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto 

TRIBUNENWS.COM, JAKARTA - Pengguna internet dan media sosial di Indonesia terus meningkat tajam. Berdasar data pemerintah, pengguna internet di Indonesia pada 2021 naik 11 persen dari 175,4 juta pengguna menjadi 202,6 juta pengguna.

Sementara laporan We Are Social, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia meningkat dari 170 juta orang menjadi 191 juta orang pada Januari 2022 dan dari jumlah itu, sebanyak 88,7 persen pengguna banyak memakai aplikasi WhatsApp, Instagram, dan Facebook.

Peningkatan jumlah pengguan internet ini juga jadi perhatian Kementerian Kominfo. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pengerapan mengatakan, penggunaan internet di Indonesia semakin meningkat tajam.

"Masifnya penggunaan internet di Indonesia menimbulkan risiko penipuan daring, hoaks, perundungan siber, dan hal negatif lainnya," kata Semuel saat diskusi literasi digital dengan tema besar Indonesia Makin Cakap Digital di Sulawesi yang diselenggarakan via virtual.

Semuel mengatakan, lonjakan pengguna internet perlu diimbangi dengan literasi digital yang mumpuni agar masyarakat dapat memanfaatkan produk digital dengan produktif, bijak, dan tepat guna.

Dalam paparan materinya, dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Bone A Nur Aisyah Rusnali menekankan pentingnya etika digital karena adanya perbedaan kultural dalam berinteraksi dan berkomunikasi di ruang digital.

Baca juga: Museum Auschwitz-Birkenau di Polandia Jadi Sasaran Aksi Propaganda Rusia di Media Sosial

Berita Rekomendasi

“Tindakan agresif dari seseorang atau sekelompok orang terhadap orang lain yang lebih lemah dengan menggunakan media digital dapat memunculkan rasa takut si korban, bahkan dapat terjadi kekerasan fisik di dunia nyata,” ujarnya.

Pembicara lainnya, dosen, penulis, dan pembuat konten di IAIN Bone Qudratullah menambahkan, beberapa jenis hoaks yang sering beredar di Indonesia, seperti sosial politik, SARA, kesehatan, makanan dan minuman, dan lain sebagainya.

Baca juga: Kemendikbudristek Minta Orang Tua Ajak Anak Bijak Gunakan Media Sosial

“Hoaks dapat mudah menyebar karena adanya pengguna digital yang tidak dapat membedakan informasi benar dan salah, serta tergesa-gesa dalam membagikan suatu informasi,” kata dia.

Agar terhindar dari hoaks, dia membagikan sejumlah tips, yakni dengan mengecek ulang judul berita yang bersifat provokatif, mengecek laman suatu situs, dan mengecek sumber atau siapa penulis beritanya.

Andrika Permana, Ketua RTIK Sumatera Selatan Utama mengatakan, perubahan gaya hidup menjadi serba digital ini menawarkan kemudahan sehingga membuat masyarakat semakin nyaman dan percaya dalam melakukan aktivitas keuangan digital yang dianggap berisiko tinggi.

Dengan demikian, diperlukan pemahaman masyarakat terkait keamanan digital,” tuturnya.

Andrika juga memberikan tips dapat berdigital secara nyaman, di antaranya dengan berhati-hati dalam membaca berita dan lebih kritis dalam mencerna berita dan berbudaya di media sosial.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas