Indeks Literasi Digital Indonesia 2021 di Level Sedang, Skornya 3,49
Pengukuran indeks ini menggunakan empat pilar, yaitu Kecakapan Digital, Etika Digital, Keamanan Digital, dan Budaya Digital
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indeks Literasi Digital Indonesia 2021 saat ini berada pada level “sedang” dengan skor 3,49 berdasar hasil penelitian Survey Status Literasi Digital tahun 2021 oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) bekerja sama dengan Katadata Insight Center.
Pengukuran indeks ini menggunakan empat pilar, yaitu Kecakapan Digital (digital skill), Etika Digital (digital etics), Keamanan Digital (digital safety), dan Budaya Digital (digital culture).
Indeks ini menunjukkan bahwa jenis kelamin laki-laki, usia muda, berpendidikan tinggi, tinggal di daerah urban cenderung memiliki Indeks Literasi Digital di atas rata-rata nasional.
Baca juga: Shopee Center Resmi Dibuka di Pekalongan, Berpotensi Bantu 58 Ribu UMKM Go Digital
Dari 34 provinsi di Indonesia, DI Yogyakarta memiliki Indeks Literasi Digital tertinggi tahun 2021, skor 3,71 (dari skala 1-5). Sementara itu, Maluku Utara merupakan provinsi dengan skor indeks terendah, yaitu 3,18.
Riset ini juga mengukur perilaku akses internet pada masyarakat. Masyarakat biasa mengakses internet di mana saja melalui ponsel. Jam yang digunakan untuk mengakses internet adalah jam 7-10 pagi serta 7-9 malam.
Penggunaan internet banyak dilakukan untuk berkomunikasi melalui pesan singkat, menggunakan media sosial, serta mencari informasi. Hal ini tentunya bisa dimanfaatkan oleh para generasi untuk melestarikan budaya dengan digitalisasi budaya di media sosial.
“Melestarikan dan melestarikan budaya di ruang digital sesungguhnya adalah tugas dari seluruh netizen Indonesia, seperti memahami perubahan media dan budaya, memproduksi konten dan kehidupan sehari-hari," ujar Sahdi Sutisna, Ketua Relawan Teknologi dan Komunikasi (RTIK) Banten saat menjadi pembicara Webinar Literasi Digital Makin Cakap Digital 2022, baru-baru ini.
Menurut Sahdi, netizen bisa mendistribusikan cerita tentan seni dan budaya, berpartisipasi dalam seni budaya tradisional dan kontemporer dan kolaborasi budaya visual (lembaga, pameran, intervensi budaya.
Baca juga: Airlangga: Optimalkan Peluang Digitalisasi Lewat Sinergi Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Digital
Maka dengan adanya Cakap Digital ini, diharapkan masyarakat bisa memanfaatkan media digital untuk melestarikan budaya dengan digitalisasi budaya indonesia di ruang digital.
Selain Sahdi Sutisna, webinar ini juga menghadirkan pembicara Devie Rahmawati, peneliti dan pengajar vokasi Universitas Indonesia dan sejumlah pembicara lain.