Saham Twitter Naik 22 Persen Usai Elon Musk Berencana Melanjutkan Pembelian Aplikasi Burung Biru
CEO Tesla Elon Musk mengirim surat ke Twitter pada hari Senin (3/10/2022), dengan mengungkapkan niatnya untuk melanjutkan pembelian Twitter
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA - CEO Tesla Elon Musk berencana melanjutkan pembelian perusahaan media sosial Twitter dengan harga 54,20 dolar AS per saham.
Melansir dari CNBC, menyusul kabar tersebut saham Twitter ditutup naik lebih dari 22 persen.
Perusahaan media sosial itu mengatakan telah menerima surat pemberitahuan tersebut dan mengatakan, “Tujuan Perusahaan adalah untuk menutup transaksi pada $54,20 per saham.”
Baca juga: Elon Musk Akhirnya Beli Twitter dengan Harga Awal Senilai Rp688 Triliun
Seorang sumber mengatakan kepada CNBC, kesepakatan itu dapat terjadi setelah hari Jumat minggu ini.
Menurut pengajuan yang disampaikan ke Securities and Exchange Commission (SEC) pada Selasa (4/10/2022), CEO Tesla ini mengirim surat ke Twitter pada hari Senin (3/10/2022), dengan mengungkapkan niatnya untuk melanjutkan pembelian Twitter yang disepakati pada 25 April lalu.
Beberapa minggu setelah Musk menyetujui kesepakatan itu, dia dengan cepat mencoba untuk mundur dari perjanjian tersebut dan secara resmi memberi tahu Twitter pada bulan Juli mengenai niatnya untuk mengakhiri kesepakatan.
Twitter menggugat Musk untuk memaksa pria berusia 51 tahun ini melanjutkan kesepakatan. Kedua belah pihak dijadwalkan hadir di pengadilan di Delaware Chancery Court pada 17 Oktober 2022.
Musk menuduh Twitter salah menyebutkan jumlah akun bot yang tersebar di platform itu, sebagai salah satu alasan dia mengakhiri kesepakatan tersebut.
Musk dan pengacaranya mengklaim perusahaan media sosial itu menyesatkan investor dengan memberikan informasi palsu mengenai jumlah akun bot dalam pengajuan perusahaan ke SEC.
Baca juga: Elon Musk Balas Kritikan Aktivis Anti-Kremlin Soal Kontribusi untuk Perdamaian Ukraina
Twitter membalas tuduhan Musk dengan mengatakan pernyataan CEO Tesla mengenai penipuan tersebut tidak benar dan didasarkan pada kesalahpahaman mengenai cara perusahaan menghitung akun bot dan palsu di platformnya.
Musk juga menuduh Twitter gagal memberikan data yang diperlukan terkait dengan akun spam dan bot, yang telah dibantah Twitter.
Twitter menuduh Musk sedang mencari alasan untuk mundur dari kesepakatan ketika harga saham perusahaan media sosial ini turun bersamaan dengan penurunan yang lebih luas di pasar saham secara keseluruhan.
Meskipun Musk berusaha untuk menunda tanggal persidangan, Kanselir Delaware Kathaleen McCormick menolak keinginannya dengan alasan Twitter berpotensi menimbulkan 'bahaya yang tidak dapat diperbaiki.'
McCormick mengizinkan Musk dan pengacaranya untuk mengubah klaim balasan mereka untuk memasukkan tuduhan tertentu yang dibuat mantan kepala keamanan Twitter dalam gugatan pelapor terpisah terhadap perusahaan.