Ekonom: Startup Terbaik yang Pada Akhirnya Akan Bertahan
Ekonom Segara Institut Piter Abdullah mengatakan investor global sekarang lebih selektif mengucurkan dananya untuk perusahaan rintisan
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom Segara Institut Piter Abdullah mengatakan investor global sekarang lebih selektif mengucurkan dananya untuk perusahaan rintisan (startup).
Pemicunya adalah perekonomian yang sedang sakit alias terkontraksi karena pandemi kemudian diikuti oleh inflasi dan suku bunga tinggi.
Menurut Piter, ini yang akhirnya membuat dalam satu tahun terakhir startup dari berbagai sektor tumbang satu per satu.
"Sebetulnya sudah sejak dua tahun ini perekonomian global dalam kondisi sulit, likuiditas global mengering, investor menahan rencana investasi mereka," katanya saat dihubungi, Senin (31/10/2022).
Baca juga: Pengamat: Startup yang Inovatif Bakal Survive dari Tekanan Resesi
Dosen Perbanas Institute ini akhirnya harus mengakui kantong startup RI kekinian kering.
Walhasil, tidak ada lagi aksi bakar uang, promosi, dan berbagai cara untuk merebut hati konsumen.
"Startup tiba-tiba kehilangan kucuran modal dan tidak bisa melanjutkan program bakar uang mereka. Investor mengharuskan startup untuk segera untung yang tentu saja sulit diwujudkan," tuturnya.
Piter mengungkapkan tidak sedikit program startup dipangkas karena modal yang terbatas.
Startup menyusun ulang program mereka, termasuk melakukan normalisasi SDM, mengurangi jumlah SDM atau PHK.
"Normalisasi SDM di startup sekarang ini berpotensi berlanjut tahun depan tetapi menurut saya hal itu adalah hal alami," urai Piter lagi.
Dirinya meyakini startup yang bertahan nantinya hanyalah yang paling baik-baik dari sisi prospek maupun dari inovasi dan strategi bisnis mereka.
Baca juga: Ini Kriteria Startup yang Jadi Incaran Para Modal Ventura
"Startup terbaik yang pada akhirnya akan bertahan," tuturnya.
Pengamat IT sekaligus Direktur ICT Institute Heru Sutadi berpandangan perusahaan rintisan harus melakukan efisiensi.
Menurut Heru, startup tengah mengalami masa-masa sulit karena sulitnya mendapatkan modal dari investor.
"Ke depan akan gelap seperti disampaikan Presiden Jokowi sehingga upaya untuk menjadi unicorn perlu dicari strategi yang jitu," ungkap Heru.
Heru mengatakan jika tidak menjadi unicorn atau IPO dalam 1-2 tahun ke depan, maka startup akan gugur karena sulit bertahan.
"Investor sudah agak berat untuk menambah investasi baru bahkan yang sudah mendapat investasi, didorong untuk segera IPO agar investasi investor dapat kembali secara cepat," pungkasnya.