Meta Berencana Lakukan PHK Besar-besaran Minggu Ini
Selain itu, faktor pertumbuhan ekonomi global yang melambat, persaingan dari TikTok, dan perubahan privasi dari Apple juga akan berpengaruh
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Wall Street Journal pada Minggu (6/11) melaporkan bahwa Meta Platforms berencana untuk memulai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran minggu ini, yang akan memengaruhi ribuan karyawannya.
Dikutip dari Channel News Asia, Senin (7/11/2022) laporan tersebut datang ketika Meta dihadapkan dengan pengeluaran besar-besaran untuk metaverse dan ancaman regulasi yang selalu ada.
Selain itu, faktor pertumbuhan ekonomi global yang melambat, persaingan dari TikTok, dan perubahan privasi dari Apple juga akan berpengaruh terhadap jalannya bisnis perusahaan tersebut.
Lantas, CEO Meta, Mark Zuckerberg, mengatakan bahwa investasi metaverse memakan waktu sekitar satu dekade untuk membuahkan hasil. Hal itulah yang mendorongnya untuk membekukan perekrutan, menutup proyek, dan mengatur ulang tim untuk memangkas biaya.
Baca juga: Iklan Digital Merosot, Laba Google hingga Meta Rontok: Industri Teknologi Nyalakan Alarm Krisis
"Pada 2023, kami akan memfokuskan investasi pada sejumlah kecil area pertumbuhan prioritas tinggi. Jadi, itu berarti beberapa tim akan tumbuh secara signifikan, tetapi sebagian besar tim lain akan tetap datar atau menyusut selama tahun depan. Secara agregat, kami berharap untuk mengakhiri 2023 sebagai ukuran yang kira-kira sama, atau bahkan organisasi yang sedikit lebih kecil dari kita sekarang," kata Zuckerberg.
Pada Juni lalu, Meta telah memotong rencana untuk mempekerjakan insinyur setidaknya 30 persen dan Zuckerberg memperingatkan karyawan untuk bersiap menghadapi penurunan ekonomi.
Di samping itu, pemegang saham Meta yakni Altimeter Capital Management, dalam sebuah surat terbuka kepada Mark Zuckerberg, mengatakan bahwa perusahaan perlu melakukan perampingan dengan memotong pekerjaan dan belanja modal.
Adapun, beberapa perusahaan teknologi, seperti Microsoft, Twitter, dan Snap telah memangkas pekerjaan dan mengurangi perekrutan dalam beberapa bulan terakhir karena pertumbuhan ekonomi global yang melambat, suku bunga yang lebih tinggi, kenaikan inflasi, dan krisis energi di Eropa.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.