Akun Palsu Makin Menjamur, Elon Musk Hentikan Sementara Centang Biru Berbayar di Twitter
Twitter Inc menghentikan layanan berlangganan Blue sebesar 7,99 dolar AS per bulan. ternyata ini alasannya
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Twitter Inc menghentikan layanan berlangganan Blue sebesar 7,99 dolar AS per bulan, yang memungkinkan orang membayar tanda centang biru atau verifikasi, karena jumlah akun palsu yang beredar di platform media sosial itu meledak.
Twitter meluncurkan layanan tersebut pada awal pekan ini di aplikasi iOS-nya, memungkinkan pengguna untuk membeli tanda centang biru yang sebelumnya digunakan untuk menunjukkan bahwa akun telah diverifikasi atau resmi.
Baca juga: Gara-gara Ide Elon Musk, Twitter Dibanjiri Akun Palsu Bersimbol Centang Biru
Pada Jumat (11/11/2022), Twitter versi iOS tidak lagi menunjukkan opsi untuk mendaftar ke layanan Twitter Blue. Penangguhan layanan yang cepat menunjukkan bahwa rencana besar CEO Elon Musk untuk menghasilkan pendapatan baru dari pengguna tidak berjalan seperti yang diharapkan.
Layanan berlangganan berbayar menyebabkan banyak orang membuat akun palsu di Twitter. Hal itu membuat platform tersebut terjebak dengan penyebaran informasi yang salah, dan banyak tanda centang biru digunakan untuk menyamar sebagai perusahaan, politisi, dan selebritas dengan pesan yang tidak menyenangkan.
Seorang karyawan bagian penjualan di Twitter mengatakan, perusahaan memutuskan menarik kembali verifikasi Twitter Blue sebagai tanggapan atas serentetan tindakan peniruan akun resmi.
Karyawan yang meminta namanya tidak disebutkan ini mengatakan, satu akun berpura-pura menjadi raksasa farmasi Eli Lilly sehingga menyebabkan masalah serius ketika akun palsu tersebut men-tweet, "kami senang mengumumkan insulin gratis sekarang."
Baca juga: Elon Musk Larang Karyawan Twitter WFH, Sepekan Wajib Kerja 40 Jam
Tweet itu tetap beredar di Twitter selama berjam-jam sebelum dihapus. Akun Eli Lilly yang asli kemudian men-tweet, “Kami meminta maaf kepada mereka yang telah menerima pesan menyesatkan dari akun Lilly palsu.”
Harga saham Eli Lilly turun tajam setelah pesan palsu itu diposting, begitu pula perusahaan farmasi lainnya termasuk AbbVie, yang juga memiliki akun palsu di Twitter.
Seorang peniru juga mempermalukan Tesla, produsen mobil listrik milik Elon Musk, dengan membuat akun palsu bertanda centang biru pelanggan berbayar. Sebuah akun @TeslaReal menulis serangkaian tweet yang meremehkan, salah satunya mengatakan, “sejujurnya, penurunan harga saham sebesar 53 persen tidak mengganggu kami. jika ada orang yang tahu tentang Crashing, itu adalah kami.”
Efek dari begitu banyak perubahan di platform Twitter menghadirkan masalah besar bagi pengiklan, beberapa di antaranya sudah menghentikan memasang iklan di Twitter.
Selain itu, beberapa pengguna yang telah membayar layanan tersebut mengatakan tanda centang biru yang baru saja mereka peroleh telah hilang dari akun mereka.
Seorang juru bicara Twitter tidak segera menanggapi permintaan komentar. Begitu juga dengan Elon Musk yang tidak dapat dihubungi saat dimintai komentar.
Baca juga: Pengguna Twitter Ramai-ramai Kabur ke Aplikasi Mastodon, Unduhan Melonjak 1 Juta
Huru-hara tanda verifikasi Twitter Blue terjadi saat Musk dan pengacara top Twitter Alex Spiro mencoba meyakinkan karyawan, pengiklan, dan regulator bahwa mereka akan mematuhi undang-undang dan ketentuan persetujuan Federal Trade Commission (FTC).
“Saya tidak bisa cukup menekankan bahwa Twitter akan melakukan apa pun untuk mematuhi surat dan semangat keputusan persetujuan FTC. Apa pun yang Anda baca sebaliknya benar-benar salah. Hal yang sama berlaku untuk masalah peraturan pemerintah lainnya di mana Twitter beroperasi,” tulis Musk dalam email, yang dikutip dari CNBC.
Spiro mengatakan dalam email lain, bahwa timnya telah berbicara dengan pihak FTC pada Kamis (10/11/2022), Twitter memiliki “pemeriksaan kepatuhan pertama yang akan datang” dengan agensi segera. Dia menekankan bahwa Twitter sendiri, bukan “individu yang bekerja di Twitter” yang akan bertanggung jawab atas pelanggaran apa pun.
Seperti yang dilaporkan sebelumnya, sejak Musk mengambil alih perusahaan, banyak pimpinan Twittter meninggalkan jabatannya, termasuk kepala keamanan perusahaan Yoel Roth dan kepala keamanan informasi Lea Kessner.