Zoom Pangkas Proyeksi Pendapatan Tahunan Imbas Menurunnya Bisnis Online
Zoom memperkirakan pendapatan tahun ini mencapai antara 4,37 miiliar dolar AS, turun dari perkiraan sebelumnya 4,39 miliar dolar AS
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Zoom Video Communications Inc pada Senin (21/11/2022), menurunkan perkiraan pendapatan tahunannya, karena platform konferensi video ini memperkirakan bisnis online akan mengalami penurunan.
Chief Financial Officer Zoom, Kelly Steckelberg, setelah laporan pendapatan mengatakan bisnis online perusahaan akan turun hampir 8 persen sepanjang tahun ini.
Melansir dari Reuters, Zoom mencatat pertumbuhan pesat selama pandemi Covid-19, bersaing dengan WeChat Work, Microsoft Teams, Cisco, WebEx, dan Slack.
Baca juga: Google Meet Luncurkan Fitur Mirip Push-To-Talk Zoom
Namun platform konferensi video ini harus menghadapi perlambatan pertumbuhan karena inflasi yang membara telah meredam daya beli pelanggannya.
Pelonggaran pembatasan pandemi Covid-19 di seluruh dunia juga membebani bisnis Zoom, karena banyak orang mulai menghabiskan lebih sedikit waktu menggunakan platform konferensi video.
Saham perusahaan yang berbasis di San Jose, California, turun hampir 56 persen tahun ini, dan turun 5 persen setelah laporan pendapatan perusahaan.
Zoom memperkirakan pendapatan tahun ini mencapai antara 4,37 miiliar dolar AS hingga 4,38 miliar dolar AS, turun dari perkiraan sebelumnya yaitu 4,39 miliar dolar AS hingga 4,40 miliar dolar AS.
Baca juga: Cara Pakai Fitur Zoom di TikTok, Bisa Gunakan Effect Zoom Flip atau Manual
"Panduan menunjukkan kelemahan lebih lanjut baik di perusahaan maupun online. Sulit untuk memisahkan berapa banyak dari ini makro (terutama mengingat melambatnya perekrutan atau PHK di bidang teknologi) dan berapa banyak persaingan," kata analis di RBC Rishi Jaluria.
"Fokus Zoom tetap pada kemampuannya untuk berkembang menjadi platform yang lebih besar," tambahnya.
Namun Zoom telah meningkatkan laba tahunan yang disesuaikan per saham menjadi antara 3,91 dolar AS hingga 3,94 dolar AS, dibandingkan dengan perkiraan 3,66 dolar AS hingga 3,69 dolar AS.
Pendapatan perusahaan untuk kuartal ketiga tahun ini naik menjadi 1,1 miliar dolar AS, yang didukung oleh peningkatan 20 persen dari pelanggan perusahaan yang membayar tinggi, kata Zoom.
Setelah sahamnya melonjak pada 2020, Zoom menghadapi dua masalah ekonomi yang dibuka kembali dan meningkatnya persaingan, terutama dari Microsoft yang mengucurkan dana ke layanan video Teams. Sekarang, lebih banyak pertemuan bisnis dan pribadi dilakukan melalui tatap muka secara langsung, dan pertemuan secara online belum tentu melalui Zoom.
Baca juga: Cara Mengganti Background Zoom Meeting di HP dan Laptop
"Perusahaan melihat peningkatan pengawasan kesepakatan untuk bisnis baru,” kata CEO Zoom Eric Yuan selama laporan pendapatan.
"Saingan tidak memenangkan kesepakatan yang didiskusikan Zoom dengan calon klien, tetapi mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk menutupnya," tambah Kelly Steckelberg.
Dikutip dari CNBC, pelanggan dari perusahaan besar di Zoom tercatat meningkat. Pada kuartal ketiga, perusahaan memiliki 209.300 pelanggan perusahaan, naik dari 204.100 pada kuartal sebelumnya. Perusahaan mengatakan bisnis online-nya, termasuk pelanggan yang berlangganan langsung melalui situs webnya, turun 9 persen.
Manajemen perusahaan tidak memberikan perkiraan untuk tahun fiskal 2024, namun Steckelberg mengatakan dia dan eksekutif lainnya mengerjakan rencana untuk periode itu. "Kami sangat, sangat berhati-hati dalam memprioritaskan investasi," ujarnya.
"Perusahaan akan mempekerjakan lebih sedikit karyawan saat mendekati tahun fiskal baru," tuturnya.