Presiden Prancis Macron Kritik Elon Musk karena Melonggarkan Aturan Konten Twitter
platform media sosial Twitter memutuskan untuk membatalkan kebijakan yang bertujuan mengatasi kesalahan informasi terkait Covid-19.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Presiden Prancis Emmanuel Macron menyesalkan pelonggaran kebijakan konten di Twitter, yang beberapa waktu lalu diumumkan oleh pemilik barunya yakni Elon Musk.
"Kebebasan berbicara dan demokrasi didasarkan pada rasa hormat dan ketertiban umum. Anda dapat berdemonstrasi, Anda dapat memiliki kebebasan berbicara, Anda dapat menulis apa yang Anda inginkan, tetapi ada tanggung jawab dan batasan," kata Macron, seraya menambahkan bahwa dia mendukung lebih banyak regulasi.
Hapus Kebijakan Misinformasi terkait Covid-19
Seperti diketahui, platform media sosial itu memutuskan untuk membatalkan kebijakan yang bertujuan mengatasi kesalahan informasi terkait Covid-19.
Baca juga: Twitter Terancam Diblokir di Uni Eropa, Kecuali Jika Elon Musk Ikuti Aturan Moderasi Baru
Dilansir dari Channel News Asia, langkah itu dilakukan di tengah kekhawatiran akan kemampuan Twitter untuk melawan informasi yang salah setelah memecat sekitar setengah dari stafnya, termasuk mereka yang terlibat dalam moderasi konten di bawah Elon Musk.
"Efektif 23 November 2022, Twitter tidak lagi memberlakukan kebijakan informasi menyesatkan terkait Covid-19," menurut pembaruan di halaman blognya.
Saat awal munculnya pandemi Covid-19, platform tersebut telah menerapkan sejumlah tindakan, termasuk label dan pesan peringatan pada tweet dengan informasi yang disengketakan tentang krisis kesehatan dan kerangka kerja untuk meminta pengguna menghapus tweet yang mengajukan klaim palsu terkait dengan vaksin.
Memulihkan Akun yang Ditangguhkan
Sejak berhasil mengakuisisi Twitter senilai 44 miliar dolar AS pada Oktober lalu, Musk juga telah mengaktifkan kembali beberapa akun yang sebelumnya ditangguhkan, termasuk akun mantan Presiden AS Donald Trump.
Baca juga: Eks Kepala Keamanan Twitter Ungkap Platform Burung Biru Kurang Aman di Bawah Pimpinan Elon Musk
Pekan lalu, Musk juga mengatakan bahwa platform tersebut akan memberikan "amnesti umum" untuk beberapa akun yang ditangguhkan.
Adapun, musk sudah sejak lama menjadi pendukung kebebasan berpendapat absolut dan menolak moderasi konten ala Twitter.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.