Praktisi Keamanan Siber: Faktor Human Error Kerap Menjadi Faktor Penyebab Kebocoran Data Perusahaan
Kebocoran data perusahaan terjadi karena perusahaan tidak menjalankan prosedur keamanan data dan informasi yang komprehensif
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Faktor human error atau kesalahan sumber daya manusia (SDM) menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya kebocoran data sebuah perusahaan.
Ini terjadi karena SDM kurangnya memiliki kesadaran dan pemahaman yang mendalam serta menyeluruh pentingnya sebuah keamanan data di satu perusahaan.
"Dalam sepuluh tahun belakangan yang cukup besar mempengaruhi bocornya data adalah karena kesalahan manusia atau SDM (Human Error) yang akhirnya mempunyai celah adanya tindakan kejahatan di dunia siber," kata CEO PT Xynexis Internasional, Eva Noor dalam keterangannya, Sabtu (17/12/2022).
Baca juga: Soal Ancaman Keamanan Siber, Perlindungan Data Pribadi Harus Jadi Perhatian
Kebocoran data perusahaan terjadi karena perusahaan tidak menjalankan prosedur keamanan data dan informasi yang komprehensif dan menyeluruh dalam menjalankan keamanan data di satu perusahaan dan banyaknya elemen yang harus dijalankan.
"Perusahaan yang sering mengalami kebocoran data umumnya ada pada perusahaan yang bergerak dibisnis finansial, provider dan bisnis strategis lainnya yang fokus pada pelayanan umum," katanya.
Di Indonesia, kata dia bila ada kebocoran data di satu perusahaan masih sedikit yang mau melapor.
"Harusnya dengan adanya UU PDP setiap ada insiden kebocoran data harus segera dilaporkan seperti yang sering terjadi di luar negeri karena elanggaran data pribadi dapat menimbulkan konsekuensi reputasi dan finansial yang signifikan, pelanggaran data pribadi perlu dikelola dengan hati-hati," katanya.
"Jangan menunggu terjadinya pelanggaran data pribadi, harus mulai melakukan Langkah perbaikan segera” ujar Eva.
Menurut Eva, tidak ada yang 100 persen aman, bahkan di luar negeri sekalipun urusan kebocoran data sering kali terjadi.
"Bedanya mereka tahu apa yang harus dilakukan dan cepat mengambil tindakan untuk penangannnya dan perusahaan menerapkan standar data keamanan dan proteksi yang baik, itu memperkecil resiko kebocoran," katanya.
Baca juga: Kerja Sama dengan Kadin dan Apindo, Spark Perkuat Ekosistem Keamanan Siber
Eva Noor mengatakan, Xynexis selama ini berfokus pada soal membangun keamanan informasi, data dan siber. "Hampir dua dekade, kami telah berkomitmen untuk membantu industri dalam membangun dan menjalankan siber sekuriti program untuk memastikan bahwa organisasi dan industri di Indonesia bisa lebih aman," katanya.
Ia menambahkan, usai UU Perlindungan Data Pribadi (PDP) disahkan pemerintah, barulah kebutuhan akan data proteksi mulai banyak diminati perusahaan-perusahaan.
"Atas kebutuhan hal tersebut maka kami melaunching produk layanan tersebut dengan tujuan membantu perusahaan pada masalah keamanan data dan data perusahaannya serta bisa comply pada aturan-aturan perlindungan data di Indonesia yang telah ada maupun negara lain," katanya.