Elon Musk Menyatakan Siap Mundur Sebagai Bos Twitter Setelah Syarat Ini Terpenuhi
Pengumuman itu muncul setelah Musk melakukan jajak pendapat di Twitter mengenai apakah dia harus mengundurkan diri sebagai CEO Twitter.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Pemilik Twitter Elon Musk mengonfirmasi bahwa dia akan mundur sebagai CEO perusahaan media sosial itu setelah dia menemukan penggantinya.
Pernyataan itu menjadi tanggapan pertama yang dilakukan Musk secara langsung atas jajak pendapat yang dia buat pekan ini di Twitter, di mana jutaan pengguna memilih agar Musk mundur sebagai CEO Twitter.
Melansir dari CNN, dalam sebuah tweet, Musk mengatakan dia akan mengundurkan diri "segera setelah saya menemukan seseorang yang cukup bodoh untuk menerima pekerjaan itu!"
Baca juga: Disuruh Netizen Mundur, Elon Musk Cari Bos Baru Twitter
Miliarder itu menambahkan, setelah pengunduran dirinya sebagai CEO perusahaan media sosial itu, Musk akan menjalankan tim perangkat lunak & server di Twitter, yang menunjukkan dia masih bisa memberikan pengaruhnya secara signifikan pada pengambilan keputusan perusahaan.
Pengumuman itu muncul setelah Musk melakukan jajak pendapat di Twitter mengenai apakah dia harus mengundurkan diri sebagai CEO Twitter.
Pada Senin (19/12/2022), setelah lebih dari 17 juta pengguna memberikan suara, sekitar 57,5 persen pengguna memilih agar Musk mengundurkan diri dari posisi tersebut.
Setelah itu, Musk menyarankan agar jajak pendapat Twitter di masa pendatang dapat dibatasi untuk pengguna berbayar Twitter Blue, layanan berlangganan platform tersebut.
Jajak pendapat Musk, yang menanyakan apakah dia harus mengundurkan diri sebagai CEO Twitter, terjadi setelah reaksi keras terhadap penangguhan akun beberapa jurnalis, serta keputusan Twitter untuk melarang pengguna berbagi tautan platform media sosial lainnya termasuk Facebook, Instagram, dan platform saingan baru Twitter, Mastodon.
Masa jabatan singkat Musk sebagai CEO Twitter telah menghasilkan perubahan kebijakan besar yang terkadang tidak menentu di salah satu perusahaan media sosial paling berpengaruh di dunia.
Baca juga: Pengguna Twitter Atur Nasib Elon Musk, 57 Persen Minta Miliarder Itu Hengkang
Di bawah kepemimpinan Musk, Twitter telah memberhentikan sebagian besar tenaga kerjanya, membuat pengiklan besar mundur, menyambut mantan Presiden AS Donald Trump kembali ke platform itu setelah penangguhan akunnya usai kerusuhan Capitol 6 Januari, dan merilis komunikasi internal kepada wartawan mengenai operasi Twitter sebelum Musk mengambil alih kepemilikan perusahaan.
Musk memaksa karyawan yang tersisa untuk berjanji bekerja "sangat keras". Selain itu, bos produsen mobil listrik Tesla juga menghentikan penegakan kebijakan Twitter terhadap kesalahan informasi Covid-19.
Selama beberapa hari, Twitter meluncurkan fitur terverifikasi berbayar, dan kemudian terpaksa membatalkan peluncuran fitur tersebut setelah banyak orang menyamar menjadi akun-akun perusahaan terkenal, atlet, dan publik figur lainnya yang akunnya terverifikasi di platform itu.
Kegemaran Musk untuk membuat perubahan besar berdasarkan hasil dari jajak pendapat di Twitter, telah menyoroti gaya kepemimpinannya. Namun, pendekatan itu telah menuai kritik dari banyak pengguna Twitter. Pekan lalu, Twitter menangguhkan beberapa akun jurnalis yang melaporkan larangan permanen Musk atas akun yang melacak jetnya.