Terseret Krisis Pasar Global, Pertumbuhan Raksasa Industri Game Diprediksi Amblas di 2023
Kontraksi yang dialami Tencent dan Sea mulai terjadi sejak pertengahan tahun 2022, dimana keduanya kompak mengalami penurunan laba
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Dua produsen video game kondang di Asia, Tencent Holdings Ltd dan Sea diprediksi mengalami kemerosotan pendapatan terburuk selama periode 2023, akibat terpukul lonjakan inflasi pasar global.
Kontraksi yang dialami Tencent dan Sea mulai terjadi sejak pertengahan tahun 2022, dimana keduanya kompak mengalami penurunan laba setelah ekonomi dunia diguncang ancaman resesi, imbas invasi Rusia ke Ukraina.
Memanasnya situasi perang mendorong sejumlah komoditas seperti pangan dan energi mulai mengalami kenaikan harga diatas rata – rata, tekanan ini yang kemudian memicu gejolak inflasi hingga sejumlah negara mulai membatasi konsumsi belanja guna menekan pembengkakan.
Baca juga: Situs Berita magine Games Network PHK Karyawan Jelang The Game Awards 2022
Kondisi tersebut kian diperparah dengan adanya krisis rantai pasokan akibat kebijakan pembatasan wilayah yang dilakukan pemerintah China. Munculnya serangkaian masalah ini lantas mendorong kemerosotan di berbagai bidang termasuk industri game .
Tercatat di penutupan perdagangan Wall Street, Kamis (22/12/2022) saham Sea turun lebih dari 4 persen sementara Tencent anjlok sebanyak 2 persen. Penurunan ini memperpanjang kerugian keduanya di sepanjang 2022 dimana saham Sea turun lebih dari 70 persen dan Tencent mencapai pertumbuhan nol persen karena gagal membukukan kenaikan laba.
Guna memangkas kerugian, perusahaan gaming yang berbasis di Singapura, Sea bahkan terpaksa memecat 10 persen atau 7.000 staff di tahun ini, sebagai upaya untuk mengendalikan pembengkakan biaya selama makroekonomi berlangsung.
“Pemain memangkas jumlah judul yang mereka beli karena kondisi ekonomi makro global,” kata Chief Financial Officer Sony Hiroki Totoki dikutip dari Bloomberg.
Sejalan dengan Sea, Tencent yang berkantor pusat di Shenzhen China juga turut melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada ribuan karyawan serta merampingkan sejumlah bisnis yang dianggap tidak menguntungkan. Usai pendapatan game domestiknya di China turun 7 persen selama kuartal ketiga 2022.
PHK dilakukan keduanya menyusul aksi perampingan staff yang sebelumnya telah dilakukan produsen konsol Sony Group Corp dan Microsoft Corp pada beberapa bulan lalu.
Sebelum mengalami kemunduran industri game sempat mengalami masa kejayaan, tepatnya selama awal pandemi di tahun 2020 silam.
Baca juga: Situs Berita magine Games Network PHK Karyawan Jelang The Game Awards 2022
Kebijakan lockdown yang diberlakukan sejumlah negara guna menahan persebaran virus Covid, dengan cara membatasi kegiatan masyarakat di luar rumah mendorong lonjakan penjualan game bagi pasar teknologi sebanyak 31 persen pada kuartal pertama tahun 2020. Termasuk Tencent yang dapat meraup nilai kapitalisasi pasar sebesar lebih dari 42 miliar dolar AS.
Sayangnya usai ancaman resesi meningkat, penjualan game online mulai mencatatkan penurunan. Hingga pendapatan para produsen video game merosot dan diproyeksikan gagal mengerek keuntungan selama periode 2023.