Dibayangi Perlambatan Ekonomi Global, Pendapatan Samsung Tahun Ini Diproyeksikan Turun 58 Persen
Ponsel Samsung mengalami penurunan permintaan yang tajam imbas dari adanya konstraksi ekonomi di sejumlah negara.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL – Laba kuartalan Samsung Electronics Co di sepanjang tahun ini kemungkinan akan turun sebesar 58 persen, jadi yang terendah dalam enam tahun terakhir tepatnya pada 2016 silam.
Proyeksi ini diungkap setelah para produsen ponsel pintar dan perangkat elektronik di pasar global, termasuk Samsung mengalami penurunan permintaan yang tajam imbas dari adanya kontraksi ekonomi di sejumlah negara.
Inflasi yang melanda dunia tak hanya memicu lonjakan biaya hidup, namun juga mendorong kebangkrutan pada para pelaku industri karena jutaan warga kini mulai membatasi aktivitas jual beli di pasar global.
Baca juga: Harga HP Samsung Galaxy S22 Ultra, Lengkap dengan Spesifikasinya
Tekanan ini yang kemudian membuat pendapatan Samsung terus mencatatkan kemunduran selama akhir tahun 2022, Reuters mencatat pada kuartal Oktober hingga Desember kemarin laba operasional Samsung untuk produksi ponsel turun menjadi 4,62 miliar dolar AS atau Rp 72 triliun (satuan kurs Rp 15.615).
Jumlah tersebut anjlok drastis bila dibandingkan dengan total laba kuartal ketiga Samsung di tahun 2016 silam, dimana saat itu laba operasional Samsung berada di level tertinggi yakni di kisaran 13,87 triliun won.
Lebih lanjut di tahun kemarin, pengiriman produk headset Samsung juga dilaporkan mengalami penyusutan permintaan hingga merugi 63 juta unit. Kemerosotan ini bahkan mendorong saham Samsung turun sekitar 29 persen pada 2022.
"Alasan utama kinerja adalah penurunan permintaan yang tajam. Baik pengapalan maupun harga chip dan smartphone diperkirakan turun dari ekspektasi sebelumnya," kata Kim Roko, analis Hana Financial Investment.
Tak hanya laba penjualan ponsel yang menyusut, di tahun 2023 para analis juga memprediksi bahwa laba operasional Samsung untuk bisnis chip akan mengalami penyusutan 78 persen menjadi 1,9 triliun won.
Penurunan ini melanjutkan kemerosotan di tahun sebelumnya, dimana selama tahun kemarin harga chip memori DRAM besutan Samsung yang kerap dipasok ke para produsen smartphone dan PC anjlok 40 persen.
Sementara harga chip flash NAND, yang digunakan untuk penyimpanan data, turun 14 persen.