Sepanjang Tahun Lalu, MTEL Akuisisi 6.088 Menara dan Fiber Optik 6.012 Kilometer
Kepemilikan menara yang semakin banyak, maka akan semakin mudah bagi operator telekomunikasi untuk menempatkan perangkatnya.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL) pada tahun lalu telah mengakuisisi menara telekomunikasi sebanyak 6.088 menara dan fiber optik sepanjang 6.012 kilometer (km).
Angka tersebut, melebihi target yang ditentukan sebelumnya sebanyak 3.000 menara.
Direktur Utama MTEL, Theodorus Ardi Hartoko menjelaskan, menara yang diakuisisi MTEL pada 2022 sebagian besar merupakan menara Telkomsel dengan jumlah 6.000, 88 menara lainnya dari Citra Gaia sebanyak 39 menara, MSN 38 menara dan lainnya 11 menara.
Baca juga: Emiten Menara Telekomunikasi Terbitkan Sukuk Senilai Rp500 Miliar dengan Imbalan Ijarah 10,75 Persen
“Akuisisi menara dan fiber optik merupakan bagian dari usaha untuk memastikan bahwa Mitratel selalu siap dan secara cepat dapat memberikan solusi bagi operator telekomunikasi yang akan memperluas layanannya,” kata Teddy sapaan Theodorus yang ditulis Jumat (20/1/2023).
Menurut Teddy, selain menambah menara, perusahaan juga agresif menjalankan program peningkatan tenancy ratio sebagai upaya memperkuat pembangunan ekosistem bisnis menara.
“Dalam industri menara, kami meyakini bahwa semakin banyak alat produksi yang dimiliki oleh Mitratel maka semakin besar potensi bisnisnya," ucapnya.
"Dengan kepemilikan menara yang semakin banyak maka akan semakin mudah bagi operator telekomunikasi untuk menempatkan perangkatnya (kolokasi) di tower kami,” sambung Teddy.
Ia menyebut, seluruh transaksi MTEL dilakukan dengan mengedepankan prinsip Good Corporate Governance (GCG) dengan memperhatikan peraturan terkait yang berlaku secara internal maupun eksternal, baik untuk aspek Compliance, Governance, Profitabilitas, maupun peraturan relevan lainnya.
"Kami meyakini potensi pertumbuhan bisnis menara telekomunikasi dan bisnis turunannya masih sangat tinggi khususnya dalam mendukung kedaulatan digital di Indonesia," paparnya.