Terdampak Tingginya Inflasi, Samsung Bakal Jual Galaxy S23 Lebih Mahal Dibandingkan Pendahulunya
Samsung sedang bersiap untuk meluncurkan flagship terbarunya yakni Galaxy S23 series pada awal Februari mendatang.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL – Samsung sedang bersiap untuk meluncurkan flagship terbarunya yakni Galaxy S23 series pada awal Februari mendatang.
Kabar terbaru menyebutkan bahwa raksasa teknologi asal Korea Selatan itu telah menetapkan harga jual dari flagship barunya tersebut.
Baca juga: Usung Chip M2 Pro dan M2 Max, Macbook Baru Apple di Klaim Gacor Untuk Tampilkan Animasi Motion
Samsung rencananya akan menjual Galaxy S23 series berdasarkan kapasitas penyimpanannya.
Selain itu, perusahaan juga akan menjual flagship terbarunya sedikit lebih mahal dibandingkan dengan pendahulunya yakni Galaxy S22 series.
Mengutip dari Gizmochina, berikut ini daftar harga untuk masing-masing model Galaxy S23 yang akan dijual di Korea Selatan:
1. Galaxy S23
Kapasitas penyimpanan 256 GB akan dibanderol 931 dolar AS atau setara Rp 14 juta.
Kapasitas penyimpanan 512 GB akan dibanderol 1.029 dolar AS atau setara Rp 15,5 juta.
2. Galaxy S23 Plus
Kapasitas penyimpanan 256 GB akan dibanderol 1.091 dolar AS atau setara Rp 16,4 juta.
Kapasitas penyimpanan 512 GB akan dibanderol 1.189 dolar AS atau setara Rp 18 juta.
3. Galaxy S23 Ultra
Kapasitas penyimpanan 256 GB akan dibanderol 1.290 dolar AS atau setara Rp 19,4 juta.
Kapasitas penyimpanan 512 GB akan dibanderol 1.388 dolar AS atau setara Rp 21 juta.
Baca juga: Harga HP Samsung Galaxy S22 Ultra, Lengkap dengan Spesifikasinya
Sebagai perbandingan, Samsung menjual Galaxy S22 di Korea Selatan pada tahun lalu seharga 806 dolar AS atau setara Rp 12 juta. Sedangkan untuk model Galaxy S22 Plus dibanderol 967 dolar AS atau setara Rp 14,5 juta. Dan model Galaxy S22 Ultra dibanderol seharga 1.171 dolar AS atau setara Rp 17,6 juta.
Terkait kenaikan harga pada Galaxy S23 series, Samsung akhirnya buka suara. Perusahaan mengatakan bahwa tingginya inflasi dan melonjaknya biaya komponen menjadi penyebab semakin mahalnya perangkat tersebut.