Raih Pendanaan 9 Juta Dolar AS, Platform Plugo Mulai Terjun di Bisnis E-Commerce
Setelah meraih pendanaan senilai 9 juta dolar AS Desember 2022 lalu, platform digital Plugo resmi terjun di bisnis e-commerce Indonesia.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah meraih pendanaan senilai 9 juta dolar AS Desember 2022 lalu, platform digital Plugo resmi terjun di bisnis e-commerce Indonesia.
Platform berbasis di Jakarta ini resmi menjadi marketplace lokal yang bisa diakses publik pada Rabu, 1 Februari 2023.
Plugo selanjutnya akan merangkul merchant untuk mengelola berbagai tokonya di marketplace dalam satu dasbor sekaligus dan periklanan online.
Baca juga: Dukung Peluncuran Saham DMamam, Kemenparekraf Dorong UMKM Peroleh Pendanaan
Founder dan CEO Plugo Kyungmin Bang mengatakan, platformnya hadir untuk membantu masyarakat yang ingin memulai bisnis online, baik pengusaha yang benar-benar berangkat dari nol maupun yang aktivitas bisnisnya sudah berjalan.
Dijelaskan, platformnya dirancang untuk memberi kontrol yang lebih besar kepada para penggunanya, brand identity yang lebih kuat, serta kemampuan untuk mengatur harga jual barang yang lebih bersaing sekaligus pertumbuhan bisnis yang lebih terukur.
Baca juga: Profil JD.ID, Perusahaan E-Commerce yang Hengkang dari Indonesia Mulai 31 Maret 2023
"Saat ini merupakan momentum peluncuran produknya sangat tepat seiring dengan tren bermigrasinya para brand dari marketplace ke platform direct-to-consumer (D2C) seperti Plugo. Di AS, sejak 2020 brand-brand besar seperti IKEA dan Nike telah meninggalkan Amazon sebagai saluran penjualan mereka dan beralih ke D2C," ujarnya dslam keterangan pers tertulis yang dikutip Rabu, 8 Februari 2023.
Kyungmin memprediksi hal serupa juga akan terjadi di tanah air. Ini terbukti dari banyaknya pengguna Plugo versi beta yang memutuskan untuk meninggalkan marketplace dan membuat website toko online mereka sendiri. Meskipun begitu, Kyungmin menegaskan, platformnya hadir bukanlah untuk menyaingi marketplace yang sudah eksis.
"Marketplace merupakan entry point terbaik bagi para pebisnis yang baru akan merambah dunia e-commerce. Platform seperti Tokopedia dan Shopee memiliki basis pengguna yang sangat besar dan kehadirannya sudah diterima oleh khalayak luas sehingga pelanggan merasa familiar dan percaya. Namun, sebaiknya merchant tidak menjadikan marketplace sebagai saluran penjualan tunggal jika mereka ingin berkembang secara berkelanjutan," ujar Kyungmin.
Pemilik brand fesyen Gonegani Khairul Gani, merupakan salah satu merchant yang melebarkan sayapnya dari marketplace. Gani mengaku sudah bergabung sejak November 2022 ketika platform Plugo masih berstatus closed beta. Dia menyatakan, salah satu faktor pendorongnya dalam menggunakan platform D2C seperti Plugo adalah untuk memperkuat branding dan hubungan dengan pelanggan.
Menurut Gani, sebagai brand fesyen, tampilan toko online dan brand experience menjadi yang paling utama.
"Kedua hal ini sangat sulit untuk didapatkan di marketplace karena tidak adanya ruang untuk kustomisasi sehingga visual yang disajikan menjadi sangat generik," kata dia.
Seiring dengan perkembangan waktu, banyak pebisnis seperti Gani yang merasa betapa pentingnya branding di kala persaingan yang sangat ketat di marketplace. Platform e-commerce seperti Plugo dirasa cocok karena bukan hanya menyediakan akses untuk transaksi pelanggan, tetapi juga untuk mengembangkan brand identity.
Terintegrasi ke social commerce
Bank Indonesia mencatat transaksi e-commerce sepanjang 2022 tumbuh 19 persen, mencapai Rp 479,3 triliun. Angka ini menurun dibandingkan pertumbuhan 2021 sebesar 33,2 persen. Perlambatan ini disebut-sebut imbas dari pemulihan ekonomi pasca-pandemi dan merebaknya tren social commerce.
Berdasarkan survei, TikTok Shop menjadi platform social commerce nomor satu di Indonesia, disusul WhatsApp Business, Facebook, dan juga Instagram Shop. Fenomena ini, menurut Kyungmin, merupakan peluang yang sangat besar bagi platformnya.
"Plugo memungkinkan para merchant untuk mengintegrasikan toko online mereka dengan berbagai platform social commerce dan juga marketplace. Fitur yang kami sebut sebagai PlugoSync ini membantu para merchant untuk berjualan di mana pun tanpa harus beranjak dari akun dasbor mereka di Plugo," jelas Kyungmin.
Selain dapat menyambungkan tokonya ke marketplace, bisa juga diintegrasikan ke TikTok Shop, Facebook Catalog, dan Instagram Shop.