Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Susan Wojcicki Mengundurkan Diri dari Kursi CEO YouTube

Susan Wojcicki tetap akan mengambil peran sebagai penasehat di Google dan perusahaan induknya Alphabet.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Susan Wojcicki Mengundurkan Diri dari Kursi CEO YouTube
(Mashable)
Susan Wojcicki mengundurkan diri dari kursi CEO YouTube. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - CEO YouTube Susan Wojcicki mengumumkan pakan mengundurkan diri sebagai CEO dan memutuskan mengisi kesehariannya bersama keluarga.

Dikutip dari Russia Today, Jumat (17/2/2023), Chief Product Officer YouTube Neal Mohan pun digadang-gadang akan mengambil alih posisi tersebut.

Namun demikian, Susan Wojcicki tetap akan mengambil peran sebagai penasehat di Google dan perusahaan induknya Alphabet.

"Saya telah memutuskan untuk mundur dari peran saya sebagai CEO YouTube dan memulai babak baru, berfokus pada keluarga, kesehatan dan proyek pribadi yang saya sukai," kata Wojcicki dalam email kepada stafnya yang dibagikan melalui blog resmi YouTube pada Kamis kemarin.

"Susan telah membangun tim yang luar biasa dan memiliki penerus yakni Mohan yang siap untuk memulai dan memimpin YouTube melalui dekade kesuksesan berikutnya," kata CEO Alphabet Sundar Pichai dalam sebuah pernyataan.

Susan Wojcicki bergabung dengan Google sebagai Manajer Pemasaran pada 1999, beberapa bulan setelah pendirinya yakni Larry Page dan Sergey Brin menyewa garasi rumah orang tuanya di Silicon Valley sebagai kantor mereka.

Berita Rekomendasi

Ia menyarankan Brin dan Page untuk membeli YouTube pada 2006 dan platform periklanan online DoubleClick pada 2007.

Dia kemudian menjadi CEO YouTube pada 2014, dan menjadikan Mohan yang berasal dari DoubleClick sebagai Chief Product Officer pada 2015.

Baca juga: YouTube Uji Coba Fitur Baru Tambahkan ke Antrean di Android dan iOS untuk Pengguna Premium

Selain memainkan 'peran penting' dalam meluncurkan YouTube TV dan Shorts, Mohan telah 'memimpin tim Kepercayaan dan Keamanan kami' memastikan bahwa YouTube memenuhi tanggung jawabnya sebagai platform global," kata Wojcicki.

Pada Forum Ekonomi Dunia tahun lalu di Davos Swiss, Wojcicki menggambarkan tanggung jawab tersebut dengan mengatakan bahwa konflik di Ukraina telah menunjukkan bahwa 'informasi memang memainkan peran kunci, bahwa informasi dapat dijadikan senjata'.

Baca juga: Nielsen Masukkan YouTube untuk Mengukur Iklan yang Tayang di TV Digital

Setelah terlibat dalam penyensoran atas apa yang dianggapnya sebagai 'informasi yang salah' tentang Pemilu Amerika Serikat (AS) 2020 dan virus corona (Covid-19), YouTube secara penuh semangat memenuhi permintaan Uni Eropa (UE) untuk melarang akses ke semua 'media negara' Rusia di wilayah blok tersebut, setelah konflik di Ukraina meningkat.

Sesaat kemudian, perusahaan itu sendiri memutuskan untuk membuat larangan di seluruh dunia.

"Namun, platform ini terus beroperasi di Rusia, sehingga dapat 'menyampaikan berita independen' ke negara tersebut dan 'membantu warga mengetahui apa yang sedang terjadi dan memiliki perspektif dari dunia luar'," pungkas Wojcicki.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas