Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Pasca Covid-19, Penggunaan Teknologi Pendidikan Tetap Dibutuhkan Dukung Personalisasi Belajar

Sistem pembelajaran hibrida dinilai memungkinkan personalisasi sesuai dengan kemampuan setiap siswa.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Pasca Covid-19, Penggunaan Teknologi Pendidikan Tetap Dibutuhkan Dukung Personalisasi Belajar
HO
Seminar Digital Expert Talk bertajuk Masa Depan Pendidikan Hybrid di Indonesia Pasca Pandemi Covid-19 di Jakarta, Kamis (23/2/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penggunaan teknologi pendidikan untuk pembelajaran jarak jauh tetap relevan dan perlu diteruskan pasca pandemi Covid-19.

Peneliti dari Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada (UGM) Amelinda Pandu Kusumaningtyas memandang sekolah perlu menerapkan sistem pembelajaran hibrida, memadukan tatap muka dan meneruskan praktik-praktik baik dalam pembelajaran jarak jauh.

Menurutnya, upaya menuju sistem pembelajaran hibrida dengan memanfaatkan teknologi pendidikan bersifat urgen sebab banyak manfaat yang bisa dipetik.

Baca juga: Luncurkan Teknologi Canggih GP, FreakOut Perkuat Pendirian untuk Brand Suitability di YouTube

"Sistem pembelajaran hibrida mendorong pengalaman belajar yang lebih imersif bagi siswa. Bahan ajar lebih menarik dan kelas lebih interaktif dan kolaboratif," ungkapnya dalam seminar Digital Expert Talk bertajuk Masa Depan Pendidikan Hybrid di Indonesia Pasca Pandemi Covid-19 di Jakarta, Kamis (23/2/2023).

Ia menambahkan, sistem pembelajaran hibrida juga memungkinkan personalisasi sesuai dengan kemampuan setiap siswa.

Bagi tenaga pendidik, mereka dapat membuat materi ajar yang lebih mudah diakses kapan saja, termasuk saat siswa tidak bisa hadir di sekolah.

Amelinda juga menuturkan, sistem pembelajaran hibrida bisa meningkatkan kualitas talenta digital.

Ke depannya, hal ini dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul.

Direktur Sekolah Menengah Pertama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi I Nyoman Budi Kurniawan juga menuturkan, sistem pendidikan hibrida merupakan dukungan teknologi selaras dengan cita-cita kurikulum Merdeka Belajar.

"Kita sudah rancang Kurikulum Merdeka Belajar yang punya 6 visi. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan global, gotong royong, kreatif, mandiri, dan berpikir kritis. Teknologi digital mendorong gotong royong atau kolaborasi," ungkapnya.

Ia mengatakan, Kemendikbudristek telah memberikan bantuan peralatan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK) ke berbagai satuan pendidikan di Indonesia untuk mendukung pembelajaran yang kaya dan aman.

Selain itu, pihaknya juga sudah memberikan 40 juta akun Belajar.id kepada guru dan siswa sehingga mereka bisa menggunakan sejumlah perangkat pembelajaran digital.

"Kita siapkan aplikasi-aplikasi. Macam-macam, banyak. Siswa bisa menyiapkan kolaborasi dengan aplikasi yang ada seperti Google Meet. Tantangan kita saat ini adalah mengoptimalkan penggunaannya," jelasnya.

Salah satu yang memetik manfaat dari teknologi digital untuk pembelajaran hibrida adalah Bapak Topari, guru di SMAN 1 Playen Gunung Kidul.

Dengan teknologi, ia bisa mendorong sekolahnya melakukan personalisasi belajar.

Awal semester tahun lalu, ia melakukan survei untuk deteksi gaya belajar siswa dengan menggunakan Google Form.

Berita Rekomendasi

Dari survei itu, ia bisa mengetahui siswa yang punya gaya belajar visual, suara, teks, dan kinestetik.

Usai survei, ia mendorong guru untuk membuat video materi belajar.

Video tersedia di Google Classroom tetapi juga bisa diakses lewat YouTube sehingga memudahkan siswa dengan kuota atau akses internet terbatas.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas