Manfaatkan Kecanggihan ChatGPT, Siswa di China Pakai Chatbot AI untuk Garap PR
Siswa rela membeli nomor seluler asing secara online yang dijual ilegal seharga 5,5 yuan untuk nomor ponsel AS agar bisa memanfaatkan chatbot.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Kemampuan ChatGPT yang dapat membantu pengguna smartphone menjawab berbagai pertanyaan, belakangan dimanfaatkan para siswa di China untuk menggarap pekerjaan rumah yang diberikan sekolah.
Meski aplikasi ini telah diblokir oleh pemerintah karena ChatGPT dianggap sebagai alat propaganda yang dapat memperdaya warga China melalui disinformasi dan manipulasi narasi. Namun hal tersebut tak lantas membuat para siswa kehabisan akal
Menurut pengakuan siswa, mereka rela membeli nomor seluler asing secara online yang dijual ilegal seharga 5,5 yuan untuk nomor ponsel Amerika Serikat dan 1 yuan untuk nomor India agar mereka dapat lolos dari firewall.
Sementara bagi yang tidak dapat mengakali firewall mereka akan menggunakan bot VPN, agar dapat leluasa mengakses layanan ChatGPT, seperti yang dikutip dari Channel News Asia.
Dengan memanfaatkan kecanggihan ChatGPT para siswa mengaku mereka dapat memangkas paruh waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah.
Dengan begini, siswa dapat memaksimalkan waktu belajarnya di rumah.
“Kami menghabiskan empat hingga lima jam setiap hari untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Ibuku akan begadang sampai aku menyelesaikan semua pekerjaan rumahku dan kami akan terus bertengkar. Namun sekarang, ChatGPT membantuku melakukan penelitian dengan cepat," ujar Esther Chen, pelajar di salah satu sekolah di kota Shenzhen.
Selain membantu mengerjakan pekerjaan rumah, para siswa di China mengaku memanfaatkan layanan chatbot AI untuk persiapan ujian bahasa Inggris.
Biasanya para murid belajar ribuan kata dengan hafalan bersama tutor, sebelum mengikuti ujian masuk perguruan tinggi ternama di Amerika Serikat, Inggris, atau Australia.
Namun kemunculan ChatGPT diklaim dapat membantu mereka belajar melakukan percakapan dengan chatbot.
Baca juga: Apple Blokir Semua Layanan Berbasis ChatGPT karena Alasan Keamanan
Lewat cara ini mereka tak perlu lagi menggelontorkan dana lebih dari 600 yuan per jam hanya untuk menyewa seorang tutor.
“ChatGPT selain mengurangi tekanan, juga menawarkan umpan balik instan pada esai saya, dan saya dapat mengirimkan versi yang berbeda," jelas Stella Zhang, 17 tahun.
Namun sayangnya kemunculan chatbot AI ini telah memicu perdebatan bagi para guru, lantaran layanan tersebut membuat para siswanya malas untuk berfikir saat diminta menyelesaikan tugas menulis esai, memecahkan soal sains dan matematika.
Baca juga: Mark Zuckerberg Siapkan Tim Khusus Garap ChatGPT untuk WhatsApp hingga Instagram
Tak hanya itu ChatGPT juga membuat para konselor kehilangan pundi – pundi pendapatan lantaran lebih dari dua lusin siswa keluar. Karena mereka lebih memilih belajar dengan ChatGPT ketimbang belajar bersama mentor.
“Lebih dari dua lusin siswa yang biasanya belajar sebelum mengikuti tes ujian masuk perguruan tinggi kini telah keluar karena memilih untuk mempersiapkan diri dengan ChatGPT,” ungkap Thomas Lau, seorang konselor penerimaan perguruan tinggi di kota timur Suzhou.
China Blokir ChatGPT
Melonjaknya jumlah pengguna ChatGPT di China mendorong pemerintah Xi Jinping untuk memperketat kontrol dengan melarang penggunaan ChatGPT.
Pemerintah China menilai layanan chatbot OpenAI sebagai alat potensial bagi Amerika Serikat untuk menyebarkan artikel palsu.
Baca juga: Susul yang Lain, Tenance Kepincut Buat Chatbot Mirip ChatGPT
Untuk mencegah masyarakat China secara ilegal mengunduh layanan ChatGPT, Presiden Xi Jinping bahkan memerintahkan perusahaan induk WeChat, yaitu Tencent dan afiliasi Ant Group milik Alibaba untuk mematikan akses ChatGPT pada layanan platformnya atau melalui aplikasi pihak ketiga di toko aplikasi mereka.
"Pemahaman kami sejak awal adalah bahwa ChatGPT tidak akan pernah bisa masuk ke China karena masalah sensor, dan China akan membutuhkan versi ChatGPT-nya sendiri," kata seorang eksekutif dari perusahaan teknologi terkemuka di Beijing.
Ini bukan pertama kalinya China memblokir situs web atau aplikasi asing. Beijing diketahui telah melarang lusinan situs web dan aplikasi terkemuka AS.
Sebelumnya di tahun 2009 dan 2010 pemerintah China telah lebih dulu memblokir akses Youtube, Google, Facebook, YouTube, dan Twitter.
Pemblokiran kemudian berlanjut pada layanan Reddit dan Wikipedia di tahun 2018 dan 2019.