Swasta Bantu Pemerintah Akselerasi Digitalisasi Sektor Jasa Keuangan
Sektor ekonomi digital dunia saat ini sedang mengalami kondisi Tech Winter lantaran adanya konflik geopolitik, scarring effect pasca pandemi Covid-19
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sektor ekonomi digital dunia saat ini sedang mengalami kondisi Tech Winter lantaran adanya konflik geopolitik, scarring effect pasca pandemi Covid-19, hingga terjadinya stagflasi di sejumlah negara.
Namun Indonesia dinilai mampu menghadapi tantangan ini secara progresif karena memanfaatkan keadaan ini sebagai momentum untuk akselerasi digitalisasi sektor jasa keuangan.
Mengacu pada momentum ini, perusahaan teknologi Digiasia Bios mengumumkan strategi bisnis terbarunya sebagai Embedded Finance as a Service (EFaaS) pertama di Indonesia.
Baca juga: Saat Jokowi Singgung Kasus Indosurya dan Minta OJK Awasi Lebih Detail Industri Jasa Keuangan
Digiasia Bios yang didirikan pada 2017 lalu oleh Alexander Rusli dan Prashant Gokarn, memiliki ambisi untuk mempercepat inklusi keuangan melalui lisensi dan kumpulan teknologi yang dimiliki.
Sebagai EFaaS, Digiasia Bios akan berperan sebagai medium integrasi antara 4 blok ekosistem digital - platform B2B SaaS, platform B2C SaaS, institusi keuangan atau fintech yang berlisensi, dan jaringan retail offline.
CEO sekaligus Co-Founder l Digiasia Bios Alexander Rusli mengatakan, teknologi penghubung ini dimaksudkan juga untuk memberdayakan layanan keuangan di Indonesia dengan mendemokratisasikan layanan perbankan yang sudah ada.
“Sebagai EFaaS, kami membantu perbankan dan institusi keuangan dalam memodulasi fitur mereka untuk disematkan dalam ekosistem platform SaaS (B2B & B2C) yang mereka miliki," kata Alexander dalam keterangannya, Rabu (22/3/2023).
"Hal ini ditujukan agar pengguna SaaS dapat mengakses transaksi keuangan mereka secara mulus dengan mode pembayaran multi varian dari berbagai sumber tanpa harus meninggalkan aplikasi asli mereka, namun dapat menggunakan ekosistem jaringan gerai ritel untuk melayani transaksi offline mereka," sambungnya.
Alex mengatakan posisi sebagai EFaaS memampukan Digiasia Bios mendekonstruksi dan merekonstruksi kapabilitas perbankan dalam membantu perjalanan transaksi keuangan digital mereka di ekosistem multi vertikal perekonomian Indonesia.
Arsitektur penyematan teknologi bisnis dari Digiasia Bios sendiri diselaraskan sedemikian rupa agar lebih mudah dipahami oleh orang-orang awam.
Baca juga: OJK Tekankan Pentingnya Tata Kelola Digital untuk Lindungi Konsumen Jasa Keuangan
“Melalui keempat lisensi teknologi, Digiasia Bios memungkinkan para mitra untuk membuat sistem konstruksi mandiri (Do It Yourself) atas aplikasi/ platform keuangan/ fintech yang sudah mereka miliki.
Sebagai penghubung antara ekosistem ini, kami ingin membantu agar para mitra dapat menghadirkan pengalaman bertransaksi yang menyenangkan melalui omnichannel kepada target pengguna aplikasi mereka,” ungkap Alex.
Dalam skema strategi integrasi ekosistem digital saat ini, portal integrasi layanan keuangan yang dihadirkan oleh Digiasia Bios sebagai EFaaS adalah seperti layanan pembayaran untuk konsumen dan B2B.
Ada juga sistem point of sale lending, pinjaman B2B, Banking & Cards (CASA) dan kedepannya, akan ada layanan keuangan lainnya.
“Memposisikan diri sebagai EFaaS pertama di Indonesia, kami ingin merealisasikan posisi fintech Indonesia sebagai sektor unggulan ekonomi digital di masa yang akan datang.
Hal ini tentunya sejalan dengan rencana pemerintah yang ingin mengiring ekonomi Indonesia masuk pada status perekonomian yang stabil dan tangguh dalam menghadapi kondisi perekonomian global saat ini,” tutup Alex.