Aplikasi Ini Bakal Raup Keuntungan Jika TikTok Diblokir Regulator AS
TikTok menghadapi tindakan keras dari regulator AS karena dicurigai berpotensi menjadi mata-mata China untuk mengumpulkan data penggunanya.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - CEO TikTok Shou Zi Chew menghadiri sidang di Kongres Amerika Serikat di tengah seruan untuk melarang platform video pendek asal China tersebut pada Kamis (23/3/2023).
TikTok menghadapi tindakan keras dari regulator AS karena dicurigai berpotensi menjadi mata-mata China untuk mengumpulkan data penggunanya.
Dikutip dari CNN, Chew, yang memimpin TikTok sejak 2021, menghadapi sidang yang memanas selama berjam-jam dengan anggota parlemen memberitahunya bahwa aplikasi tersebut harus dilarang.
Baca juga: Siapa Shou Zi Chew? CEO TikTok yang Dicecar Anggota Kongres Amerika Serikat Selama 5 Jam
Dengan adanya seruan tersebut, banyak orang bertanya-tanya kemana semua pengguna TikTok akan pergi jika platform tersebut dilarang. Apalagi TikTok memiliki lebih dari 150 juta pengguna aktif di Amerika Serikat.
Banyak raksasa media sosial AS telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menyalin fitur TikTok. Instagram, misalnya, memperkenalkan fitur video pendeknya pada 2020 yang disebut Reels. Kemudian ada Snapchat yang memiliki Spotlight, YouTube dengan Shorts, dan bahkan Spotify yang memiliki fitur umpan video yang diputar bersama lagu-lagu dengan gaya yang sama dengan TikTok.
“Jelas, jika larangan disetujui dan diberlakukan, konten, jumlah dan keterlibatan pengguna, dan kemungkinan dolar (pendapatan) iklan untuk Snap, Instagram, dan YouTube akan meningkat,” kata seorang analis di perusahaan jasa keuangan Morningstar, Ali Mogharabi.
Dengan kata lain, upaya Washington untuk menindak TikTok karena masalah keamanan nasional pada akhirnya dapat menguntungkan beberapa perusahaan teknologi Amerika, yang juga mendapat pengawasan regulator AS karena alasan lain, termasuk dominasi pasar mereka dan pengaruhnya terhadap pengguna remaja.
Bahkan jika pelarangan tidak terjadi, tambah Mogharabi, hal itu tetap dapat menguntungkan perusahaan-perusahaan tersebut.
“Ketidakpastian ini dapat mendorong beberapa pembuat konten TikTok untuk lebih fokus, dan mungkin mulai, mendorong audiens mereka ke platform jejaring sosial lainnya,” ujarnya.
Setidaknya satu perusahaan sudah melihat keuntungan tersebut. Saham Snap naik pada hari-hari menjelang kemunculan TikTok di hadapan Kongres AS, menyusul adanya laporan yang menyebut pejabat federal akan mengadakan pembicaraan baru mengenai larangan TikTok.
Baca juga: China Kritik Rencana Amerika Serikat Paksa ByteDance Jual TikTok
Sementara dalam sidang tersebut, Chew dikritik oleh anggota parlemen yang menyatakan skeptis tentang upaya perusahaannya untuk melindungi data pengguna AS, serta usahanya untuk meredakan kekhawatiran tentang hubungannya dengan China.
Perusahaan induk TikTok, ByteDance, berbasis di Beijing dan tunduk pada undang-undang permintaan data China yang mengharuskannya menyerahkan data pengguna kepada pemerintah.
Anggota DPR AS dari Partai Republik, Cathy McMorris Rodgers, ketua Komite Energi dan Perdagangan DPR AS, membuka sidang dengan memberi tahu Chew, "Platform Anda harus dilarang."