Bonus Demografi dan Penetrasi Teknologi Percepat Adopsi Web3 di Indonesia
Web3 dengan cepat mendapatkan popularitas di berbagai penjuru dunia termasuk di kawasan Asia-Pasifik.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Web3 disebut-sebut akan menjadi masa depan dari internet karena akan lebih terdesentralisasi dengan menggunakan blockchain, artificial intelligence (AI) dan machine learning.
Berdasarkan riset pasar dan konsultan strategi yang berbasis di Kanada, Emergen Research, ukuran pasar Web3 global diperkirakan akan mencapai 81,5 miliar dolar AS pada tahun 2030 dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 43,7 persen.
Web3 dengan cepat mendapatkan popularitas di berbagai penjuru dunia termasuk di kawasan Asia-Pasifik.
Survei International Data Corporation (IDC) pada Oktober 2022, menemukan bahwa 89 persen perusahaan di kawasan Asia Pasifik menghargai pentingnya Web3 namun tingkat adopsi di kawasan Asia-Pasifik masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan tingkat antusiasme.
William Sutanto, Co-founder dan CTO Indodax dan Founder BlockDevID mengatakan, Indonesia memiliki peluang mendorong pertumbuhan adopsi Web3 sebab memiliki bonus demografi dengan penetrasi teknologi tinggi.
"Apalagi dalam beberapa tahun terakhir, ada peningkatan minat terhadap blockchain dan cryptocurrency di Indonesia, dengan sejumlah startup dan inisiatif bermunculan di negara ini," kata Willam dalam keterangannya, Rabu (24/3/2023).
Melihat potensi besar Web3 dan sebagai bentuk untuk memajukan industri ini di Indonesia, Coinvestasi dan BlockDevID, mengadakan Web3 Weekend Asia atau W3W.
Kompetisi Web3 berbasis komunitas pertama di Indonesia yang melibatkan hampir seluruh komunitas dan developer dalam negeri ini berhadiah total Rp50 juta rupiah untuk menghasilkan berbagai inisiatif untuk membangun ekosistem Web3 di Indonesia yang inovatif dan solutif.
“Kami mengajak para developer di Indonesia mengembangkan aplikasi-aplikasi berbasis Blockchain yang bisa digunakan dan memberi manfaat pada masyarakat umum. Semakin banyak developer Web3 baik yang pemula hingga ahli, secara otomatis akan banyak bermunculan proyek-proyek Web3 yang berkualitas di Indonesia dan dapat bersaing dengan proyek dari luar negeri,” kata William.
Baca juga: Popularitas Industri Web3 di AS Melemah, Turun 26 Persen dalam 5 Tahun Terakhir
Melalui W3W para peserta akan mendapatkan kesempatan pelatihan dari para pelaku industri Web3 untuk menghasilkan ide inovatif dan proyek solutif Web3 yang bermanfaat bagi masyarakat. Mentor dan coach yang akan hadir di W3W dapat dilihat di gambar berikut ini.
Baca juga: Perusahaan Jepang Bikin Aliansi Metaverse untuk Dorong Strategi Web3
Hasil karya peserta setelah mendapatkan pelatihan dan mentoring akan kembali dinilai oleh tiga juri, yaitu: Rahmat Albariqi, Founder & CEO Paras, Markus Liman Raharja, Chief Investment Officer BRI Ventures dan William Sutanto, Co-founder dan CTO Indodax dan Founder BlockDevID.
Baca juga: Terjun ke Dunia Web3, Amazon Rilis Marketplace NFT
Pendaftaran program ini dibuka sejak 12 April-31 Mei 2023 dilanjutkan dengan acara workshop atau lokakarya pada 11-17 Mei, lalu kurasi proyek Web3 pada 1-3 Juni dan pembinaan oleh para coach pada 5-9 Juni 2023. Acara akan ditutup dengan demo day pada 17 Juni 2023.
Peserta dengan proyek dengan utilitas yang bermanfaat bisa memenangkan hadiah dengan total 50 juta rupiah dan didukung Google Cloud.