Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Pelatihan Design Thinking Ajak Siswa Gali Solusi Masalah Sosial

Design Thinking adalah proses pemecahan masalah secara kreatif yang berfokus pada manusia, berlandaskan pada lima step.

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Pelatihan Design Thinking Ajak Siswa Gali Solusi Masalah Sosial
istimewa
Generasi digital native Gen Z memiliki idealisme dan perhatian yang besar pada isu-isu perubahan iklim, membangun kesetaraan, dan penciptaan lebih banyak peluang bagi orang dari berbagai latar belakang serta perhatian pada praktik keberlanjutan (sustainability). 

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Generasi digital native Gen Z memiliki idealisme dan perhatian yang besar pada isu-isu perubahan iklim, membangun kesetaraan, dan penciptaan lebih banyak peluang bagi orang dari berbagai latar belakang serta perhatian pada praktik keberlanjutan (sustainability).

Sebuah survei mendapati temuan bahwa 6 dari 10 Gen Z mengatakan sudah melakukan berbagai tindakan aktif untuk meminimalkan dampak mereka terhadap lingkungan. Survei lain menemukan pentingnya pendidikan bagi 65 persen Gen Z dan mereka menghargai adanya akses pendidikan yang setara bagi siapapun.

Baca juga: Bawaslu Minta Gen Z Tingkatkan Kemampuan Generasi Digital Guna Tangkal Hoaks di Pemilu 2024

Terkait ini, Samsung menyelenggarakan Samsung Solve for Tomorrow (SSFT) untuk memajukan pendidikan Indonesia dengan mengajak siswa menuangkan ide-ide positif hingga bisa direalisasikan agar dapat bermanfaat bagi lingkungan sekitar.

Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia Ennita Pramono mengatakan, SSFT bertujuan mempersiapkan calon pemimpin masa depan dengan mengajak anak-anak muda mewujudkan perubahan nyata dan positif untuk hari esok yang lebih baik.

Dia menjelaskan, program tersebut kini telah memasuki babak semi-final dengan 300 proposal dari pelajar yang masuk dan kemudian diseleksi menjadi 40 proposal yang masuk babak semifinal. Proposal-proposal tersebut berasal dari siswa SMA, SMK, dan MA dari berbagai kota di Indonesia.

Samsung kemudian menyiapkan pelatihan Design Thinking dan sesi mentoring untuk para semifinalis, agar mereka dapat mempertajam proposal ide menjadi perencanaan yang memberikan perubahan positif yang lebih berarti bagi komunitas dalam bentuk prototype project.

Berita Rekomendasi

Ennita menjelaskan, Design Thinking adalah proses pemecahan masalah secara kreatif yang berfokus pada manusia, berlandaskan pada lima step.

Step pertama adalah empathize yaitu mengidentifikasi pengalaman di komunitas untuk menemukan kebutuhan eksplisit dan implisit mereka sehingga dapat tercipta desain yang tepat, melalui riset, wawancara, dan observasi.

Step kedua adalah Define, meninjau temuan dari step pertama, menemukan pola, menemukan sebuah sudut pandang, menyusun insight, untuk menentukan secara spesifik apa yang dibutuhkan oleh komunitas.

Baca juga: Bicara Hilirisasi Industri, Prabowo: Gen Z dan Milenial, Masa Depan Kalian Cemerlang

Step ketiga adalah Ideate di mana peserta diminta menggali sebanyak mungkin ide-ide kreatif yang berkaitan dengan pemecahan masalah yang ditemukan. Lalu mereka akan melakukan brainstorming untuk mengevaluasi berbagai ide yang muncul dan menemukan mana yang paling tepat dan relevan.

Lalu, step keempat adalah Prototype, di mana para peserta melakukan pemetaan terhadap user journey lalu membuat paper prototype, selanjutnya digital prototype, dan akhirnya membuat prototype fisik.

Berikutnya adalah Test, di mana peserta akan membagikan prototype tersebut kepada komunitas dan melakukan iterasi terhadap prototype sehingga ide solusinya bisa diadaptasikan dengan cepat.

Terakhir, para peserta akan sharing ide solusi dan prototype mereka dengan storytelling dan membuat sebuah pitch video. Untuk menyempurnakan ide solusi dan prototype mereka, para peserta mengikuti sesi mentoring dengan mentor masing-masing.

Para mentor yang terlibat dalam babak ini mengatakan umumnya para peserta perlu dipertajam dalam merumuskan permasalahan dan bagaimana mengimplementasi ide menjadi produk yang bisa digunakan, apalagi kalau bahan-bahannya sulit didapatkan.

Teddy Utoyo, salah satu mentor mengatakan, para peserta memiliki ide-ide idealis. "Tugas kami sebagai mentor adalah menyambungkan kondisi saat ini dengan segala macam tantangan, supaya ide ini bisa real dijalankan nantinya," ujarnya. Harapannya, dengan program ini kita dapat menunjukkan bahwa sebagai pelajar mereka peduli pada lingkungan mereka.

Fariz Marsal Musyaffa, Ketua Kelompok Dasher dari Madrasah TechnoNatura Depok, Jawa Barat, mengaku melalui kegiatan ini dia dan timya bisa mengasah soft skill serta validasi atas produk yang dibuat.

Neal Guarddin dari Kelompok RGB dari SMAN 8 Jakarta, mengatakan sesi mentoring dan Design Thinking membantu mereka mengatasi hal tersulit yaitu mendesain prototype dan test. “Sesi ini mengasah kemampuan, bakal membantu untuk perkuliahan nanti dan membuat proposal, dan membantu bekerja dalam teamwork," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas