Tips Menjaga Privasi di Ruang Digital, Hindari Posting Kegiatan Pribadi
Cara yang paling mudah menjaga privasi di dunia maya bisa dilakukan dengan mengubah setting media sosial menjadi privat.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Anggota Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi), Andi Fauziah Astrid mengingatkan pengguna media sosial tetap menjaga privasi di ruang digital.
Tidak semua harus diumbar di media sosial, selfie yang berlebihan, menghindari posting kegiatan pribadi, menghindari login aplikasi lain menggunakan akun media sosial dan menjadi netizen yang baik.
Baca juga: Gandeng SPIL, Deliveree Kenalkan Pengiriman Barang Melalui Sistem Digital
Menurut Dosen UIN Alauddin Makassar ini, cara yang paling mudah menjaga privasi di dunia maya bisa dilakukan dengan mengubah setting media sosial menjadi privat.
"Hidari login aplikasi lain menggunakan akun media sosial dan netizen yang baik," kata Andi saat workshop literasi digital bertema Mengenal Phising dan Doxing, Kejahatan Baru di Ruang Digital secara daring belum lama ini.
Astrid menambahkan, warganet sebaiknya juga berhati-hati dengan serangan phishing yang memangsa kredensial untuk login atau detail kartu kredit.
Ia menyarankan sebaiknya tidak menggunakan fasilitas Wifi publik dan memilih kata sandi yang kuat untuk setiap akun yang digunakan dan melakukan otentikasi dua langkah setiap kali diminta.
“Gunakanlah layanan pemberitahuan pelanggaran data untuk mengetahui apakah detail Anda telah dicuri dalam pelanggaran data yang diketahui.
Yang tidak kalah penting adalah jangan meremehkan nilai solusi keamanan berlapis dan pastikan selalu mutakhir,” ujarnya.
Digital Enthusiast, M Adhi Prasnowo mengatakan, informasi digital adalah proses mengubah berbagai informasi, kabar, atau berita dari format analog menjadi format digital sehingga lebih mudah untuk untuk diproduksi, disimpan, dikelola, dan didistribusikan.
Informasi yang digitalisasi dapat disajikan dalam bentuk teks, angka, audio, visual, yang berisi tentang ideologi, sosial, kesehatan, dan bisnis.
"Jejak digital ini yang membentuk dan mengabadikan gambaran tentang siapa kita di dunia digital, yang bisa jadi lebih detail dari yang kita bayangkan. Apapun yang kita lakukan saat melakukan aktivitas daring, penting bagi kita untuk mengetahui jenis jejak yang kita tinggalkan dan apa efeknya bagi kita di kemudian hari," katanya.
Baca juga: Indonesia Fintech Society Waspadai Penipuan di Dunia Digital, Modus Makin Canggih dan Beragam
Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan untuk mengelola jejak digital yang ditinggalkan di dunia maya.
"Kemampuan tersebut antara lain kemampuan mengakses internet, mengetahui ragam bentuk jejak digital, kemampuan menyeleksi unggahan kemampuan verifikasi; serta kemampuan mengevaluasi diri atas aktivitas digital yang sudah dilakukan.