Wakil Menkominfo: Tak Perlu Cemas, Artificial Intelligence Dapat Bantu Operasional Industri Media
Keberadaan AI dapat membantu operasional industri media jika memang bisa dimanfaatkan dengan baik.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Di sisi lain, Wens juga menyinggung concern AMSI hingga saat ini yakni mendorong hak-hak perusahaan media dalam publisher rights agar bisnisnya tetap baik.
Ia berharap isu publisher rights ini segera rampung karena hal ini tidak hanya berkaitan konvensional platform saja tapi juga berkaitan dengan platform baru seperti TikTok dan micro community.
“Konvensional platform relasinya masih kuat dengan kita. Bisnis mereka bisnis kita, bisnis kita bisnis mereka juga,” kata Wens.
Jefrrey P Cohen, USAID Mission Director, juga mengatakan hal yang sama.
Ia mengapresiasi komitmen AMSI yang memperjuangkan hak-hak dan meningkatkan transparansi perusahaan media sehingga distribusi informasi yang diberikan dapat diperoleh masyarakat dengan mudah dan benar.
“USAID hormati prinsip-prinsip ini, kita perkuat media yang suarakan kepentingan publik dan organisasi masyarakat sipil,” katanya.
Menurut Jeffrey, kecerdasan buatan atau AI berpotensi besar untuk membentuk industri media ke arah lebih baik. Misalnya di Amerika Serikat, menunjukan bahwa AI dapat meningkatkan efisiensi, personalisasi konten, dan tingkatkan pengalaman pengguna.
Meskipu begitu, penggunaan AI harus dilakukan secara hati-hati. “Kita harus pertimbangkan implikasi etika dan pastikan digunakan secara bertanggung jawab. Jaga kebebasan pers. Kita bangun masyarakat yang lebih akuntabel dan transparan,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Plt Asisten Administrasi Umum Pemerintah Provinsi Jawa Barat Berli Hamdani mengapresiasi pagelaran IDC yang digagas AMSI.
Menurutnya, tema yang dibahas merupakan isu menarik dalam transformasi dunia digital di masing-masing sektor.
“Saya berharap IDC jadi sumber inspirasi dan wawasan berharga bagi kita semua. Secanggih apapun AI, aspek manusia seperti kreativitas dan inovasi tidak akan tergantikan,” tutupnya.