69 Persen Penduduk Indonesia Berusia Produktif Jadi Daya Tarik Pengembangan Web3
Web3 juga akan menggunakan machince learning dan Artifical Intelegent (AI) untuk memberdayakan platform yang lebih cerdas sekaligus adaptif.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Di saat Indonesia memasuki bonus demografi saat 69 persen penduduknya berusia produktif membuat Indonesia memiliki daya tarik pengembangan Web3.
Web3 adalah generasi ketiga dari evolusi teknologi web yang berbasis blockchain dan memiliki sistem yang terdesentralisasi.
Web3 juga akan menggunakan machince learning dan Artifical Intelegent (AI) untuk memberdayakan platform yang lebih cerdas sekaligus adaptif.
Baca juga: Sandiaga Uno Sebut Coinfest Asia Bisa Menjadi Pendorong Tumbuhnya Ekosistem Web3
Jonathan Hartono, Head of Community Pintu mengatakan, meski secara industri masih dalam kondisi bear market, namun secara pertumbuhan tetap menunjukan performa positif.
"Bahkan saat ini developer memiliki kepercayaan dan makin banyak institusi yang mulai tertarik mengadopsi crypto dan Web3," kata Jonathan Hartono di sela-sela BUIDLRS Web3 Sunset Gathering bagi para developer dan investor Web3 di Bali belum lama ini.
Kondisi ini, kata dia dapat menjadi katalis positif bagi perkembangan industri kripto, blockchain, Web3 yang semuanya tengah bersiap menyambut bull market selanjutnya,
"Pada bull market kripto selanjutnya, investor dan developer bisa berlomba untuk menyiapkan inovasi dan proyek-proyek terbaiknya untuk dihadirkan ke tengah-tengah masyarakat Indonesia," katanya.
Jonathan mengatakan, pihaknya semangat menghadirkan event BUIDLRS kali ini mengusung tema “Accelerating Web3 Mass Adoption in Southeast Asia (SEA) merupakan kolaborasi PINTU dengan Circle, Saison Capital, FiVerse, dan Risedle ini.
Acara kali ini dihadiri lebih 200 peserta dari 20 negara berbeda dengan mengusung topik pembahasan seputar Web3 dan teknologi kripto.
"Pertemuan ini menjadi satu event Web3 terbesar yang menjadi tempat berkumpulnya developer, founder, investor, hingga pencinta kripto dan blockchain untuk bisa membangun networking, bertukar informasi, dan menjalin kerja sama strategis,” ujar Jonathan.
Jonathan menambahkan, di ajang ini dibahas beragam pandangan yang insightful bagi industri kripto, sinergitas artificial intelligence (AI) dengan teknologi blockchain, perkembangan decentralized finance (DeFi), dan perusahaan venture capital yang terus memantau potensi perkembangan industri Web3 khususnya di Asia,”
Berdasarkan laporan dari Research and Market, pertumbuhan Web3 di Asia Tenggara diprediksi dapat tumbuh sebesar 50,2 persen compounded annual growth rate (CAGR) dalam periode 2022-2030.
Adapun nilai pasar Web3 di Asia Tenggara ditaksir bisa menjadi US$6,4 miliar di tahun 2030.