Genap Dua Tahun Mendebut, Youtube Hapus Paket Langganan Premium Lite Bebas Iklan
Bagi pelanggan yang sudah terlanjur berlangganan Youtube Premium Lite akan diberikan sejumlah opsi pilihan.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Pasca dirilis pada tahun 2021 silam, Youtube secara resmi mengakhiri dukungannya pada paket langganan video tanpa iklan Premium Lite, berlaku mulai 25 Oktober 2023.
“Kami ingin memberi tahu Anda bahwa setelah 25 Oktober 2023, kami tidak akan lagi menawarkan versi Premium Lite Anda,” jelas Youtube.
Pengumuman ini dirilis Youtube melalui surat edaran yang dibagikan ke para pelanggan setia Youtube Premium Lite, dalam keterangan tertulisnya anak perusahaan milik perusahaan Google itu menjelaskan bahwa paket Premium Lite yang menawarkan langganan video tanpa iklan dengan biaya lebih rendah secara resmi dihapus.
Baca juga: Cara Langganan YouTube Premium dengan Mudah di MyTelkomsel, Cukup Bayar Pakai Pulsa
Tak dijelaskan secara pasti alasan dari dihapusnya paket langganan ini. Namun dengan ditiadakannya paket Premium Lite, juru bicara Youtube mengungkap bahwa perusahaan kini dapat lebih fokus mengembangkan dan meningkatkan fitur – fitur pada platform.
Dilansir dari The Verge, bagi pelanggan yang sudah terlanjur berlangganan Youtube Premium Lite akan diberikan sejumlah opsi pilihan.
Yakni dialihkan untuk menonton YouTube dengan iklan atau berlangganan paket YouTube Premium yang tarif bulanannya dibanderol jauh lebih mahal dari paket Premium Lite. Atau memilih untuk membatalkan langganan di Lite, dan berpindah paket langganan Youtube iklan.
Sebelum resmi dihapus, Youtube Lite menjadi salah satu paket langganan paling murah bagi masyarakat global. Adapun besaran biaya paket langganan yang ditawarkan Youtube premium Lite yakni sekitar 6,99 dolar AS per bulan atau sekitar Rp 108.188 (Satuan kurs Rp 15.477).
Para analis menilai dihapusnya paket langganan Premium Lite merupakan sinyal bahwa saat ini Youtube tengah memangkas biaya operasional perusahaan ditengah persaingan ketat dengan platform media sosial lainnya.
Terlebih selama Januari hingga Maret, pendapatan Youtube milik perusahaan Google terus mengalami penurunan hingga 2,6 persen menjadi 6,69 miliar dolar AS.
Hal ini terjadi imbas kenaikan suku bunga acuan The Fed. Pengetatan moneter awalnya dilakukan bank sentral AS untuk menekan laju inflasi. Namun pasca bank sentral memberlakukan kebijakan ini, para investor perlahan mulai mengurangi investasi iklannya di Youtube.
Tekanan tersebut sayangnya memicu kontraksi bagi pendapatan iklan Youtube. Khawatir ancaman tersebut semakin memicu kemunduran bagi Youtube, platform berbagi video ini akhirnya merombak paket layanannya