Gandeng UGM, IWCS Cybersecurity Tawarkan Program Membangun Talent Keamanan Siber
Pada tahap level awal FMIPA UGM butuh berbagai literasi tentang ilmu keamanan siber dari mereka yang memiliki kompetensi dan pengalaman.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Seno Tri Sulistiyono
![Gandeng UGM, IWCS Cybersecurity Tawarkan Program Membangun Talent Keamanan Siber](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/siber-789.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia Woman Cyber Security (IWCS) menggelar Cybersecurity Mentorship program yang mengusung tema IWCS Cybersecurty Mentorship Program di Aula Auditorium Fakultas MIPA – UGM Yogyakarta yang diselenggarakan pada 3 November 2023.
Sebagai kick off program bekerjasama dengan Palo Alto Networks dan Universitas Gajah Mada.
IWCS Cybersecurty Mentorship Program merupakan kegiatan tahun kedua dan sebelumnya juga pernah menyelenggarakan kegiatan mentorship dengan tema berbeda yaitu Indonesia Woman Leadership Mentorship Program ditahun 2022.
Baca juga: Polda Metro Jaya Gencarkan Patroli Siber, Awasi Pergerakan Medsos saat Pemilu 2024
Founder IWCS, Intan Rahayu mengatakan, IWCS Cybersecurity Mentorship Program dilakukan seminggu sekali dengan kegiatan zoom online oleh para pakar yang berkompeten sebanyak lima sesi.
"Setelah selesai kegiatan ini pun ada kegiatan kelulusan bagi mereka yang full mengikuti kegiatan ini selama program dilakukan,”ujar Intan Rahayu dalam keterangan tertulis, Kamis (9/11/2023).
IWCS merupakan perkumpulan nirlaba yang bermaksud akan menjalankan program women in cybersecurity bekerjasama dengan beberapa institusi pemerintah, akademisi dan swasta dengan tujuan mendorong anak perempuan dan perempuan untuk bisa berperan dalam membangun keamanan siber di Indonesia.
Dikatakan Direktur Keamanan Siber dan Sandi Negara (BSSN) ini, kuliah umum yang dilakukan di FMIPA UGM adalah bagian literasi best practise perlindungan data pribadi dan diharapkan banyak yang mengerti dan memahami bagaimana menjaga data pribadi maupun koleksi data pribadi yang dimiliki dan menekankan bahwa aspek keamanan data adalah hal yang paling utama dijaga.
"Kebocoran data bisa terjadi karena kurang awarenya kita terhadap data tersebut atau kerawanan pada sistem proses manajemennya sehingga terjadi penyusupan oleh pihak lain yang tidak bertanggungjawab," katanya.
Dalam UU Perlindungan Data Pribadi, kata dia menyebutkan perlindungan data juga wajib dilakukan bukan hanya pada hal yang bersifat elektronik padahal yang bersifat manualpun wajib dijaga.
Dekan FMIPA UGM, Kuwat Triyana mengatakan, kegiatan mentorship program terkait keamanan siber di kampusnya baru pertama kali dilakukan IWCS.
"Namun mentorship untuk keamanan siber di Fakulta MIPA UGM sendiri sudah sering kali dilakukan dengan Center for Cryptography and Cybersecurity yang ada di lingkungan kampus dengan tujuan mempersiapkan para talenta talenta keamanan siber untuk kebutuhan sumber daya manusia Data Protection Officer(DPO)," katanya.
Dikatakannya, hadirnya IWCS di kampus menjadi sebuah misi yang inline dengan apa yang sedang dilakukan FMIPA dalam mempersiapkan diri membekali studi mahasiswa khususnya untuk masalah keamanan siber.
"Perkembangan ruang digital dimana kondisi arus data dilihat sudah cukup memperihatinkan, itu sebab mahasiswa khusus FMIPA harus lebih banyak dipersiapkan bisa menangani berbagai kasus agar lebih secure," katanya.
Pada tahap level awal FMIPA UGM butuh berbagai literasi tentang ilmu keamanan siber dari mereka yang memiliki kompetensi dan pengalaman.
Ketua IWCS, Eva Noor mengatakan, masalah keamanan siber cakupannya cukup luas, ditambah adanya UU PDP yang mensyaratkan butuhnya seorang Data Protection Officer(DPO) sehingga kebutuhan DPO sangat banyak, bahkan yang dibutuhkan ratusan ribu tenaga kerja.
“Cara yang efektif menjaring DPO dab tentu IWCS bekerjasama dengan universitas-universitas dan pihak-pihak yang dapat mencetak para talent sesuai prasyarat untuk mengisi kebutuhan DPO di industri dan pemerintahan,”ujar Eva Noor yang merupakan CEO PT Xynexis International (3/11/2023).
Dikatakan Eva, IWCS membuka program mentorship cybersecurity untuk semua kalangan, dengan tujuan seberapa minat masyarakat terhadap keamanan siber dan menjaga data pribadi.
“Hal terpenting adalah menumbuhkan kesadaran bijak dalam berinternet di ruang digital, serta tahu cara aman melakukanaktifitas online,” ujar Ketua Komunitas Indonesia Woman Cybersecurity .
Pengguna ruang digital online menurut data Kominfo hampir diatas 60 persen penggunannya adalah perempuan yang melakukan transaksi jual beli, konten kreatif diplaftform media sosial, maupun aktifitas pekerjaan lainnya.
Untuk itu IWCS berharap pemberdayaan kaum perempuan pada sektor siber sekuriti perlu peningkatan signifikan dalam menjaga keamanan data.
Kerjasama IWCS ke FMIPA UGM dan sekolah Madrasah Technonatura di Sleman adalah kerjasama IWCS yang dilakukan dengan perusahaan berbasis technology bernama Palo Alto Networks.
Director Strategic Business Regional ASEAN Palo Alto Networks, Defi Nofitra mengatakan, sosialisasi dengan IWCS bagus untuk edukasi dan harus terus dilakukan, baik level pelajar pendidikan dasar dan menengah hingga mahasiswa agar mereka melek siber sekuriti dan dampak teknologi yang mereka gunakan.
"Untuk mendapatkan awareness dalam menjaga keamanan siber adalah komunikasi dan sosialisasi yang harus terusd ilakukan agar memperkecil dampak di arus data ruang digital saat ini.
Bila masyarakat melek IT, maka para pelaku dan penggiat keamanan siber jadi lebih mudah mensosialisasikan dengan tekhnologi yang ada," katanya.
Palo Alto Networks memiliki program Cyber Safe Kids yang memiliki program mendidik dan meningkatkan kesadaran pentingnya keamanan untuk anak-anak.
“Khusus Indonesia memang baru dilakukan, untuk itu adanya kegiatan IWCS yang juga menyasar pada pendidikan dasar di madrasah TechnoNatura ini Palo Alto Networks dengan senang akan sangat mendukung,” ungkap Defi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.