Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini rata-rata kecepatan unduh internet di Indonesia masih lambat dan berada di peringkat 121 menurut Speedtest® Global IndexTM per September 2023.

Meskipun kecepatan unduh telah meningkat dari 21,23 Mbps (Maret 2022) menjadi 28,28 Mbps (September 2023), kinerja layanan internet di Indonesia juga masih tertinggal dibandingkan negara lain.

Di tengah tantangan tersebut, teknologi 5G dapat menjadi solusi untuk mempercepat ekspansi internet di Indonesia karena memiliki kecepatan dan koneksi yang luar biasa.

Seiring dengan terus berkembangnya lanskap digital, penerapan teknologi 5G dan AI memiliki potensi besar untuk mentransformasi industri dan mengubah cara manusia terhubung, berkomunikasi, dan berkolaborasi.

Baca juga: Hadapi Tantangan AI, Turnamen Sains Data Nasional Digelar untuk Cari Talenta Terbaik

Sejalan dengan hal tersebut, Asosiasi IOT Indonesia (ASIOTI) menjalin kerja sama dengan Bisnis Indonesia Intelligence Unit (BIIU) untuk meluncurkan hasil survei yang melibatkan 20 CEO & CTO dari 11 industri vertikal.

CEO dan CTO dalam survei ini merupakan perwakilan dari berbagai perusahaan dengan kisaran valuasi Rp12,01 triliun hingga Rp319,360 triliun dari sektor pertanian, infrastruktur jalan, manufaktur, pertambangan, dan infrastruktur digital, yang diperkirakan akan sangat membutuhkan teknologi 5G untuk menjalankan bisnis.

Survei ini juga melibatkan 6 responden tambahan, yang terdiri dari 1 responden mewakili Asosiasi, 2 responden mewakili Akademisi, dan 3 responden mewakili Pemerintah.

Kepala Riset Bisnis Indonesia Intelligence Unit (BIIU), Dias Rima Sutiono mengatakan, hasil survei, 95 persen CEO dan CTO menyatakan siap untuk menerapkan teknologi 5G dan AI.

"Para CEO dan CTO ini juga berharap internet 5G akan menghasilkan konektivitas yang lebih baik, memenuhi permintaan pelanggan yang semakin peduli dengan sustainability (keberlanjutan), dan membuka peluang kerja sama baru," kata Dias dalam pemaparan hasil survei di sela-sela forum diskusi publik bertajuk 5G is Now Opening the Gateway to Future Growth and Development di Jakarta belum lama ini.

Forum diskusi ini bertujuan untuk membahas kesiapan industri, kebutuhan, dan tantangan penerapan teknologi 5G dan AI di Indonesia dan dihadiri sebagai pembicara dari ASIOTI sebagai penyelenggara, serta perwakilan BIIU, Qualcomm, dan Direktur Eksekutif ICT Heru Setiadi.

Masih berdasarkan survei, dia sekitar 40 persen CEO dan CTO telah melihat sendiri dampak penerapan internet 5G terhadap efisiensi bisnis dan sekitar 45 persen menyebutkan, internet 5G dapat mempengaruhi keputusan mereka untuk berinvestasi di teknologi AI dan penelitian menunjukkan teknologi 5G dan AI menjadi sangat penting bagi sektor logistik, otomotif, kesehatan, dan pertanian.

"Keempat sektor industri ini merupakan yang paling membutuhkan konektivitas 5G untuk meningkatkan efisiensi, menerapkan fitur IoT yang canggih, dan melakukan analisis data secara real-time dan CEO dan CTO yang disurvei juga menekankan perlunya cakupan 5G yang komprehensif di daerah terpencil dan akses internet berkecepatan tinggi," katanya.

Perusahaan yang disurvei juga telah mengalokasikan anggaran dalam jumlah yang beragam untuk penerapan, pengoperasian, dan pengelolaan teknologi 5G dan AI.