Kaleidoskop 2023: Deretan Startup yang Bangkrut Tahun Ini, Ada PegiPegi dan CoHive
Indonesia menempati urutan keenam dunia dalam hal negara dengan jumlah start-up terbanyak. Ini dereta startup yang tutup tahun ini
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Sanusi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selama tahun ini, tercatat sejumlah perusahaan rintisan atau start-up menutup layanannya secara permanen.
Ada online travel agent, e-commerce, hingga perusahaan penyedia co-working space.
Adapun Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) pernah mengungkap Indonesia menempati urutan keenam dunia dalam hal negara dengan jumlah start-up terbanyak.
Baca juga: Teknologi Inovasi Industri Startup Tekan Polusi Udara di Indonesia
Direktur Ekonomi Digital Kominfo, I Nyoman Adhiarna mengungkapkan, Indonesia saat ini juga termasuk ke dalam negara yang memiliki catatan positif dalam hal pertumbuhan jumlah startup.
Indonesia saat ini memiliki sekitar lebih dari 2.000 start-up.
Berikut beberapa start-up yang menutup layanannya secara permanen pada tahun ini:
1. PegiPegi
PT Go Online Destinations atau yang akrab disapa Pegipegi, platform pemesanan tiket dan penginapan secara daring, resmi menutup layanannya secara permanen di Indonesia per 11 Desember 2023.
Pengumuman ini disampaikan Pegipegi melalui platform resminya setelah 12 tahun platform ini beroperasi di Indonesia dengan menghadirkan layanan pemesanan tiket hotel dan pesawat bertarif murah.
Baca juga: Kominfo Selesaikan HUB.ID Accelerator 2023, Berdayakan Startup Lokal
"Hampir genap 12 tahun menjadi solusi travel kamu merupakan pengalaman yang tak tergantikan bagi Pegipegi, namun dengan berat hati, Pegipegi harus pamit,” tulis manajemen di websitenya.
2. JD.ID
E-commerce JD.ID mengumumkan bakal menutup layanan operasional secara permanen per 31 Maret 2023.
JD.ID merilis pernyataan tersebut dalam situs resmi perusahaan. Mereka menyatakan menerima pesanan konsumen terakhir pada 15 Februari 2023.