Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Teknologi Game Masuk Siklus Ketiga, Didorong Teknologi Artificial Intelligence dan Blockchain

Teknologi tersebut mampu meningkatkan nilai dari industri game dari 0 sampai ke $40 miliar hanya dalam waktu 20 tahun.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Teknologi Game Masuk Siklus Ketiga, Didorong Teknologi Artificial Intelligence dan Blockchain
HO
Ajang BUIDLRS Lounge by PINTU yang telah memasuki episode kelima menghadirkan CEO Mythic Protocol, Arief Widhiyasa dan Head of Business Polygon Labs Korea, SungMo Park. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - CEO Mythic Protocol, Arief Widhiyasa mengatakan, terjadinya evolusi industri game sejak kemunculan video game di pertengahan abad 19 hingga akan hadirnya Web3.

Arief menceritakan, bagaimana video game pertama yang dibuat adalah Tennis for Two di tahun 1958 namun tidak pernah diskalakan ke publik karena tidak semua orang memiliki oscilloscope, sebuah instrumen untuk men-debug sirkuit digital.

"Untuk menjawab masalah, teknologi pertama yang membuat industri game menggunakan semiconductor yang memungkinkan perangkat seperti komputer, arkade, konsol, yang bisa dimainkan di rumah," kata Arief saat BUIDLRS Lounge by PINTU yang telah memasuki episode kelima belum lama ini.

Baca juga: Praktisi Kripto Ingatkan Pentingnya Riset Mendalam dan Memahami Pasar Sebelum Investasi

Dikatakannya, teknologi tersebut mampu meningkatkan nilai dari industri game dari 0 sampai ke $40 miliar hanya dalam waktu 20 tahun.

"Siklus ini kami kategorikan sebagai siklus pertama dari industri game,” katanya.

Arief menambahkan, siklus kedua datang karena adanya internet dan smartphone.

Berita Rekomendasi

"Smartphone memudahkan akses game, sedangkan internet menjawab dalam hal distribusi," katanya.

Untuk siklus ketiga, kami melihat akan didorong oleh dua teknologi yakni artificial intelligence (AI) dan blockchain.

AI akan menjawab masalah terkait kesenjangan dari sisi kapabilitas untuk menciptakan sebuah game.

"Dulu untuk membuat sebuah game harus belajar mengenai computer science dalam beberapa tahun, namun dengan dukungan AI bisa membuat game dalam waktu singkat," katanya.

"Kemudian blockchain kami percaya bisa menjawab soal “trust” yang dirasakan oleh kreator game," katanya.

Kombinasi dari AI dan blockchain menghadirkan kesempatan bagi dunia Web3 gaming karena akan banyak konten yang dibuat dengan AI yang didukung oleh “trust” yang disediakan blockchain.

Saat ini, industri game merupakan sektor dengan pangsa pasar sangat besar.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas