Pengguna Medsos Bijak Tak akan Terlibat Penyebaran Berita Palsu
Pengguna media sosial di internet harus bersikap bijak dengan tidak terlibat dalam penyebaran berita palsu(hoax) serta mampu menjaga privasi
Penulis: Erik S
Editor: willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, PROBOLINGGO – Saat ini arus informasi di dunia maya semakin banjir seiring perkembangan teknologi informasi yang pesat.
Untuk itu pengguna media sosial di internet harus bersikap bijak dengan tidak terlibat dalam penyebaran berita palsu(hoax), mampu menjaga privasi dan melindungi data pribadi, serta berhati-hati membuat postingan di media sosial.
Baca juga: Olla Ramlan Sedang Jatuh Cinta, Postingannya di Media Sosial Viral
”Netizen yang bijak, kreatif, dan inovatif berarti pengguna internet yang selalu mawas diri menggunakan akal budinya dalam beraktivitas, kolaborasi, interaksi, dan berjejaring antar netizen, utamanya dalam melakukan posting, chatting, dan sharing,” ujar Pakar Media Sosial sekaligus Ketua Program Studi Ekonomi Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM) Tulungagung, Jawa Timur dalam pernyataannya saat diskusi literasi digital untuk segmen pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (9/10/2024).
”Dengan kata lain, mampu berpikir kritis dan analitis, menjaga privasi dan keamanan, serta berkomunikasi dengan sopan dan bertanggung jawab,” tambah Mei Santi.
Mei Santi menambahkan, menjadi pengguna media sosial yang inovatif juga harus mampu memanfaatkan teknologi media sosial terbaru, mencoba platform dan fitur media sosial baru, bereksperimen dengan format konten yang berbeda, serta tetap update dengan tren media sosial terbaru.
Baca juga: 4 Pernyataan Untar soal Mahasiswi Lompat dari Lantai 6: Tak Ada Bullying, Sediakan Ruang Konseling
”Misalnya Chat GPT, Gemini, Copilot, Gamma, Remaker, dan lainnya,” tegas Mei.
Dari sudut pandang berbeda, Ketua Umum PB PMII Shofiyulloh Cokro mengingatkan pentingnya pemahaman cyber bullying atau perundungan maya sebagai tantangan yang dihadapi oleh generasi muda.
Cyber bullying dapat menimbulkan menurunnya rasa percaya diri, kesehatan mental, isolasi sosial, dan trauma hingga ingin bunuh diri.
”Ketergantungan terhadap media digital yang meningkat, berpotensi menurunkan tingkat kesehatan mental (mental health). Data Childfund 2022 menunjukkan hampir 60 persen anak dan remaja mengaku pernah menjadi korban cyber bullying. Sedangkan 50 persen anak dan remaja mengaku pernah menjadi pelaku cyber bullying,” jelas Shofiyulloh Cokro.
Baca juga: Aman Beraktivitas di Internet, Pengguna Media Sosial Disarankan Jangan Asal Buat Password
Sementara, menurut Direktur LKP Mitra Ilmu Tulungagung Khotibul Umam, kreativitas dan inovasi di media sosial dibutuhkan untuk menciptakan konten positif yang mendidik, inspiratif, dan mampu mendorong kolaborasi antara pengguna.