Beradu Racikan Kuliner Asia
Konsep bermain sambil memasak itulah yang akhirnya juga diikuti sebuah tempat memasak khusus anak-anak bernama Dapur Anak.
Penulis: Achmad Rafiq
Editor: Ade Mayasanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memasuki liburan sekolah banyak hal yang bisa dilakukan orangtua agar tidak hanya mengajak anak pergi ke suatu tempat yang jauh. Satu di antara bagian rumah kita yakni dapur juga bisa digunakan sebagai sarana pembelajaran bagi si anak yang mengasyikkan.
Konsep bermain sambil memasak itulah yang akhirnya juga diikuti sebuah tempat memasak khusus anak-anak bernama Dapur Anak. Melihat perkembangan dunia kuliner di Indonesia, membuat tempat kursus yang berdiri sejak 2008 ini memberikan tambahan tema pada kelas memasaknya. Dapur Anak menghadirkan kelas memasak bertema baking dan Asian food.
“Untuk beberapa tema itu mengikuti umurnya. Misalnya, memasak tema Asian food, itu untuk umur 10-12 tahun karena ada beberapa hal yang hanya bisa dilakukan untuk anak-anak umur segitu,” ujar pendiri Dapur Anak, Fuji Astuti.
Kelas memasak yang mengangkat tema tersebut membuat anak-anak dapat memasak seperti rice box, tom yam, serta berbagai jenis masakan mie dari asal Asia seperti udon.
Sementara untuk kelas bertemakan baking, Dapur Anak juga mengajarkan kepada anak-anak yang berusia empat sampai lima tahun ke atas. Orangtua tidak perlu khawatir karena proses pemanggangan kue ke dalam oven dilakukanvoleh Fuji.
Dapur yang memiliki konsep minimalis, modern, serta dinding yang dicat berwarna-warni itu, terlihat rapi dan bersih, serta nyaman untuk anak bermain sambil belajar memasak. Berbagai alat-alat serta perlengkapan masak pun tersusun rapi di tempat-tempat yang telah disediakan.
Berdasarkan pantauan Tabloid Tour de Java ketika menyambangi Dapur Anak, ada enam anak yang sedang belajar membuat dua menu masakan yakni brownies cream cheese chocolate dan kue kacang mede. Mereka terlihat begitu antusias mengikut arahan dan penjelasan tahap-tahap dalam membuat kue tersebut dari instruktur yang dipimpin oleh Fuji.
Suasana kelas memasak itu cukup ramai dengan suara teriakan dan keaktifan anak-anak dalam memasak. Instruktur memperkenalkan proses membuat brownies dan kue kacang, langkah demi langkah. Mulai dari membuat adonan, menggulung, mencetak, dan menaburkan kacang pada bagian atas adonan kue.
Saat bagian memanggang kue tersebut di dalam oven, Fuji yang memanggang bahan, dibantu dengan seorang peserta memasak berusia 12 tahun. Dua menu tersebut dibuat secara bergantin selama sesi kelas yang berlangsung dua jam.
“Kesulitannya kadang mereka kurang fokus, banyak bercanda. Selain itu, masih ada yang takut menggunakan alat-alat dapur. Kita ingin mengajarkan kepada anak-anak untuk membuat suasana belajar lebih santai dan menyenangkan dalam memasak, walau sempat agak gaduh, tapi bisa diantisipasi,” ucap ibu dua orang anak ini.
Semua bahan dan alat-alat yang digunakan untuk membuat masakkan itu telah disediakan oleh Dapur Anak. Dengan biaya Rp 270 ribu per anak, mereka dapat bermain dan belajar memasak selama dua jam, untuk sekali pertemuan. Hasil masakan yang telah mereka buat bisa dibawa pulang agar dapat dinikmati bersama orangtua.
Fuji juga menambahkan untuk anak-anak berusia 5-12 tahun yang berniat mengikuti paket kelas regular, yakni mengikuti 4-5 kali pertemuan, tiap anak dikenakan biaya Rp 1,3 juta rupiah. Biaya tersebut sudah termasuk bahan-bahan dan peralatan masak, topi koki, seragam, sertifikat, serta buku resep dari Dapur Anak.
Tidak hanya membuka kelas memasak di Lotte Shopping Avenue, ‘Dapur Anak’ juga kini telah membuka kelas di pusat bermain Miniapolis Plaza Indonesia lantai 3, kawasan MH Thamrin, Jakarta Pusat, setiap hari Rabu hingga Jumat sekitar pukul 14.00-20.00 WIB dan hari Sabtu serta Minggu dimulai pukul 10.30-20.00 WIB. Namun kelas tersebut khusus untuk anak 4-8 tahun, sedangkan di Lotte Shopping Avenue 4-12 tahun.