Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dijamin Fresh! Tamu Baru Datang, Ikan Ditangkap di Empang, Langsung Digoreng

Makan ikan bakar dan goreng di tempat ini dijamin fresh! Karena ikan ditangkap saat tamu datang, langsung digoreng, dan siap saji.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Dijamin Fresh! Tamu Baru Datang, Ikan Ditangkap di Empang, Langsung Digoreng
Kompas/ Raditya Mahendra Yasa
Menu ikan air tawar, seperti lele, nila, gurami, dan ikan mas, menjadi menu khas yang dihidangkan di rumah pemancingan di Janti, Klaten, Jawa Tengah. 

TRIBUNNEWS.COM - Ikan-ikan di Desa Janti hidup di tengah sumber-sumber mata air jernih yang berlimpah. Salah satunya bahkan menjadi sumber mata air sebuah perusahaan air mineral. Kita bisa mencicipi daging ikan segar. Bisa juga berenang di kolam jernih segar.

Melimpahnya air membuat warga desa yang berlokasi di Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, ini senang membudidayakan ikan air tawar. Keberadaan Balai Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar (BPBIAT) di sana juga menyedot kedatangan banyak tamu. Situasi ini ditangkap sebagai peluang usaha yang diterjemahkan menjadi rumah makan dan pemancingan.

Pemancingan 01 Karya Mina di Dusun Mangunsuparnan adalah pemancingan pertama yang muncul. Dirintis oleh mendiang Amat Muhadi bersama istrinya, Halinem (90), pada tahun 1982, pemancingan ini menyajikan ikan nila dan lele, baik bakar maupun goreng.

Luangkanlah cukup waktu jika hendak bersantap di sini mengingat ikan baru ditangkap dan dimasak ketika tamu datang dan memesan. Ikan lele dan nila yang disediakan untuk kebutuhan masak dibiarkan berenang-renang di kolam kecil di dekat tempat pembakaran. Sedangkan ikan untuk kebutuhan memancing dilepas di kolam yang berukuran cukup besar di bagian belakang rumah. Di sekeliling kolam dibangun naungan untuk memancing dan makan-makan.

Kebanyakan pemancingan tradisional mengambil lahan menyatu dengan rumah pemilik, baik di bagian belakang maupun samping. Kita bisa mengobrol dengan pemilik layaknya berbincang dengan tetangga. Seiring perkembangan, muncul pemancingan yang lebih modern dengan lahan lebih luas. Pemancingan ini biasanya dilengkapi dengan kolam renang bahkan ada pula luncuran air atau water boom. Airnya berasal dari aliran sumber air.

Tempat-tempat pemancingan ini menggratiskan fasilitas mancing, bahkan pancing dan umpannya pun disediakan. Jika pengunjung berhasil mendapat ikan, barulah ikan tangkapan itu dikenai biaya sesuai timbangannya. Demikian pula dengan fasilitas kolam renang yang digratiskan. Hanya saja untuk water boom, diberlakukan tiket yang harganya terjangkau.

Bumbu meresap

BERITA TERKAIT

Sebetulnya, menu-menu yang disajikan hampir sama di setiap pemancingan, yakni ikan goreng dan ikan bakar. Beberapa jenis ikan yang ditawarkan adalah lele dan nila dilengkapi dengan lalap.

Anak-anak memancing ikan di kolam pemancingan di Janti, Klaten, Jawa Tengah.

Namun, di Pemancingan 01, bumbu ikan bakarnya meresap hingga ke bagian daging terdalam. Ulekan sereh, jahe, kunyit, bawang putih, dan kecap dilumuri merata pada ikan lantas dibakar. Sebelumnya, ikan diolesi margarin yang dicampur bumbu-bumbu, seperti bawang putih dan garam. Pembakaran ikan cukup memakan waktu karena menggunakan tungku berbahan bakar arang. Ada baiknya kita menunggu matangnya ikan bakar dengan memancing.

Jika rintihan perut sudah tak tertahan lagi, lebih baik mencoba menu ikan goreng karena waktu memasak lebih singkat. Bumbunya kunyit, jahe, dan bawang putih. Pesanan dihitung minimal setengah kilogram ikan.

Halinem menceritakan, air yang melimpah dan bersih membuat didirikannya Balai Benih Ikan yang kini bernama BPBIAT di desa itu. Warga sekitar pun mulai ikut memelihara ikan air tawar dengan membuat kolam-kolam di lahan pekarangan mereka. Ia dan suami juga turut mencoba.

Kesuksesan pemancingan Halinem diikuti dengan munculnya pemancingan-pemancingan lain yang diidentifikasi dengan nomor. Muncullah pemancingan 02, 03, dan seterusnya. Beberapa mengambil nomor yang disukai dan dirasa mudah diingat tamu.

Halaman
12
Sumber: KOMPAS
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas