Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Berkebun dengan Hasil Maksi di Secuil Lahan, kok Bisa?

Jalan-jalan edukatif bisa Anda lakukan dengan mengunjungi tempat-tempat yang membawa inspirasi. Antara lain inspirasi bertanam di secuil lahan.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Berkebun dengan Hasil Maksi di Secuil Lahan, kok Bisa?
Fam Organic
Bertanam di secuil lahan tapi hasil maksimal. 

TRIBUNNEWS.COM -  Berkebun boleh dibilang susah-susah gampang. Apalagi jika lahan yang digunakan sangat terbatas seperti halaman rumah. Nah, sebelum Anda mencoba mengolah pekarangan sempit itu, tak ada salahnya mencari informasi terlebih dulu agar proses berkebun berjalan lancar.

Berbagai informasi tentang cara berkebun bisa ditemukan di buku dan internet. Cara lain adalah mengikuti pelatihan berkebun. Ya, saat ini banyak lembaga yang khusus memberikan pelatihan berkebun di lahan terbatas. Di antaranya Fam Organic, Indonesia Berkebun, dan Politeknik Tristar.

Kelebihan pelatihan tersebut, para pesertanya dapat langsung mempraktikkan ilmu berkebun. Ini berbeda dengan informasi di buku atau internet yang hanya memaparkan teorinya.

Setiap lembaga atau organisasi pelatihan berkebun ini memiliki konsep dan teknik pelatihan yang berbeda-beda. Begitu pula biaya pelatihannya. Jika Anda tertarik, berikut ini gambaran singkatnya.

Fam Organic

Ini merupakan perusahaan ecopreneur yang didirikan tahun 2009 oleh pasangan suami istri, Soeparwan Soeleman dan Donor Rahayu. Setiap bulan, Fam Organic rutin menggelar pelatihan yang terbuka untuk umum. Namun, peserta setiap pelatihan dibatasi maksimal 20 peserta.

Soeparwan membatasi peserta karena memang ruang pelatihan yang berada di rumahnya, di Kota Bandung, tidak terlalu luas. Batasan 20 orang cukup membuat peserta nyaman. “Dulu pernah sampai 25 orang, tapi tidak nyaman,” tuturnya.

BERITA TERKAIT

Untuk sekali pelatihan Fam Organic mengenakan biaya Rp 300.000 per peserta. Biaya itu sudah termasuk makalah, snack, makan siang, dan starter kit yang terdiri tray semai, media tanam, pupuk, dan sampel benih. “Jadi, pas pulang, mereka bisa langsung praktik tanpa harus beli apa-apa lagi,” imbuh Soeparwan.

Peserta yang mengikuti pelatihan di Fam Organic ini tidak hanya berasal dari Bandung, tetapi juga dari kota lain seperti Jakarta, Lampung, Palembang, dan Yogyakarta. Fam Organic juga bersedia memberikan pelatihan di tempat peserta di kota lain. Syaratnya, cukup sediakan proyektor dan tambahan biaya sewa kendaraan untuk mengangkut tanaman.

Menurut Soeparwan, pelatihan yang diberikan oleh Fam Organic menggunakan konsep halaman organik. Konsep ini mengusung tiga aspek, yaitu berkebun di rumah, kebun organik, dan 3R alias reuse-reduce-recycle yang menitikberatkan pada pemanfaatan bahan-bahan bekas yang ada di lingkungan sekitar.

Yang dimaksud dengan aspek pertama, berkebun di rumah, adalah membuat kebun atau taman di halaman rumah yang memberikan fleksibilitas dan kreativitas. Tanaman tidak hanya ditempatkan di lahan atau tanah, tapi juga bisa dilakukan di pot, polybag, ataupun wadah-wadah lain seperti kaleng, dan media lainnya.

Aspek ini juga menitikberatkan pada efisiensi dan efektivitas penggunaan lahan. Alhasil, dengan lahan yang terbatas, kita dapat menampung tanaman secara lebih optimal.

Aspek yang kedua adalah kebun organik. Salah satu karakteristik utama kebun haruslah organik; yaitu tidak menggunakan pupuk kimia dan pestisida. Tujuannya agar tanaman organik itu dapat membantu menyehatkan udara di sekitar lingkungan dan tidak akan mengganggu warga lain.

Sedangkan aspek yang ketiga yaitu 3R adalah memanfaatkan aneka sampah rumah, baik sampah dapur, sampah dalam rumah, dan sampah halaman rumah, untuk digunakan sebagai kompos atau pupuk cair.

Halaman
12
Tags:
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas