Mengenal Kampung Todo
Pada masa lampau, daerah ini merupakan salah satu pusat Kerajaan Todo yang menjadi penguasa wilayah Manggarai saat itu.
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com - HUJAN lebat baru saja berhenti saat tiba di Kampung Todo, Kecamatan Satar Mese Barat, Manggarai, Nusa Tenggara Timur, pertengahan Januari 2015. Kampung Todo merupakan salah satu kampung adat masyarakat Manggarai.
Pada masa lampau, daerah ini merupakan salah satu pusat Kerajaan Todo yang menjadi penguasa wilayah Manggarai saat itu.
Kampung Todo kini menyisakan bangunan rumah adat (Niang Todo) berbentuk kerucut. Rumah adat ini menggunakan atap jerami dan beralaskan kayu. Meski sudah mengalami renovasi, bangunan ini merupakan satu-satunya sisa peninggalan sejarah dan tradisi yang kini bersanding dengan rumah-rumah modern warga sekitar.
Sebagai salah satu tujuan wisata, Kampung Todo memberikan peluang ekonomi bagi warga sekitar, terutama bagi kaum perempuan.
Mereka menawarkan kain tenun (songket) khas Todo untuk suvenir kepada wisatawan yang berkunjung. Kain dengan beragam warna dan motif tersebut ditawarkan Rp 50.000 hingga Rp 400.000 per lembar.
Todo berjarak sekitar 45 kilometer dari Ruteng, ibu kota Manggarai. Dengan rute perjalanan yang melewati daerah perbukitan, menuju Todo dapat ditempuh dalam waktu 1,5 jam menggunakan kendaraan pribadi. Namun, popularitas Kampung Todo tampaknya masih kalah dibandingkan dengan Wae Rebo, salah satu desa adat di Manggarai.
Padahal, untuk menuju Wae Rebo harus melalui jalan yang melewati Kampung Todo. Hal ini menjadi salah satu tantangan bagi pemerintah daerah setempat untuk dapat memanfaatkan potensi dan aset wisata budaya yang melimpah. (Raditya Helabumi)