Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wisata Jalan Kaki Santai di Jejak-jejak Lava Merapi

Mau tahu rasanya wisata jalan kaki santai di sepanjang jejak-jejak lava Gunung Merapi?

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Wisata Jalan Kaki Santai di Jejak-jejak Lava Merapi
Kompas Images/Kristianto Purnomo
Wisatawan mengunjungi Kali Gendol, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, saat mengikuti wisata lava tour di kaki Gunung Merapi, Jumat (17/5/2013). Wisata mengunjungi daerah bekas aliran lava erupsi Merapi ini dipungut biaya Rp 300.000 - Rp 500.000 per trip. 

TRIBUNNEWS.COM -Selama libur akhir pekan yang bertepatan dengan Tahun Baru Imlek kunjungan wisatawan ke "Lava Tour" lereng Merapi di Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta meningkat tajam baik itu wisatawan lokal, wisatawan nusantara maupun mancanegara.

"Sebagian besar wisatawan mancanegara lebih memilih untuk jalan kaki dalam menikmati bekas-bekas terjangan lava erupsi Gunung Merapi, sehingga kami juga memberikan pelayanan khusus bagi mereka," kata Ketua Pengelola "Lava Tour" Merapi, Umbulharjo, Cangkringan, Bagyo, Minggu (22/2/2015).

Menurut dia, dari semua wisatawan yang datang, selain lokal juga ada banyak dari mancanegara sejak Kamis (19/2/2015) hingga Minggu (22/2/2015).

"Setiap harinya wisatawan yang datang antara 1.000 hingga 1.500. Kondisi ini berbeda ketika di hari biasa yang hanya sekitar 300 sampai 400 orang saja. Dari jumlah tersebut, sekitar lima persen di antaranya itu wisawatan dari luar negeri," katanya.

Ia mengatakan, wisatawan mancanegara minatnya tidak seperti pengunjung lainnya, yang menjelajahi lereng Merapi dengan menyewa kendaraan motor trail ataupun jeep wisaata. Melainkan dengan berjalan kaki, melakukan trekking sendiri.

"Mereka juga biasanya tidak membutuhkan atau menyewa pemandu wisata untuk mendampinginya. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, terutama tersesat atau berada di tepi jurang. Biasanya para pengelola pun melakukan pemantauan terhadap mereka," katanya.

Salah satu koordinator wisata "lava tour" Anto Kubis mengatakan karena pendakian Merapi melalui jalur Selo, Boyolali yang sementara ditutup untuk penghijauan, dampaknya ada beberapa wisatawan, termasuk wisatawan mancanegara yang meminta untuk dipandu naik melalui jalur selatan.

Berita Rekomendasi

"Dalam satu bulan biasanya satu sampai dua kelompok wisatawan, baik lokal maupun mancanegara yang ingin naik. Tapi hanya bisa sampai pos dua saja di Srimanganti," katanya.

Ia mengatakan, peningkatan jumlah wisatawan yang datang untuk berlibur inipun, membuat persewaan kendaraannya cukup padat permintaannya.

"Jumlah trail sebanyak 40 unit dan jeep sekitar 100, hampir tidak istirahat," katanya.

Selain di "lava tour", peningkatan wisatwan juga dirasakan di objek wisata lereng Merapi, Kaliurang, Sleman. Koordinator Pos Search And Rescue (SAR) Linmas Kaliurang Kiswanta mengatakan kunjungan wisatawan ke Kaliurang cukup padat.

"Kami hanya mengimbau untuk mencari tempat yang aman saat ada mendung dan angin. Karena di Tlogo Muncar dan Tlogo Putri masih banyak pohon-pohon tua. Juga pohon mati yang masih berdiri sisa terkena awan panas erupsi Merapi 2010," katanya. (Victorianus Sat Pranyoto)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas