Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kuatnya Isu Maskulin Vs Feminin Dalam Penolakan Konser One Direction di Gelora Bung Karno

Citra One Direction sebagai boyband dengan mayoritas penggemar Kaum Hawa makin memperkuat penolakan konser dengan lokasi di GBK, Senayan. Mengapa?

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Kuatnya Isu Maskulin Vs Feminin Dalam Penolakan Konser One Direction di Gelora Bung Karno
One Direction 

TRIBUNNEWS.COM -  Kekuatan media sosial di Indonesia kembali terlihat lagi. Pada Senin (16/3), sebuah tagar #OneDirectionJ****k yang diluncurkan netizen Indonesia sempat menjadi trending topic di dunia.

Pemicunya adalah kontroversi penggunaan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) sebagai venue konser boy band asal Inggris-Irlandia, One Direction, pada Rabu (25/3).

Polemik meletup karena Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) menjadwalkan bakal menggunakan tempat yang sama sebagai arena tim nasional U-23 Indonesia bertanding di Pra-Piala Asia U-23 2016 pada 27 hingga 31 Maret.

Kontroversi meledak diakibatkan kekhawatiran netizen Indonesia terhadap kondisi rumput lapangan di SUGBK usai konser One Direction.

Jika dinilai oleh Asian Football Confederation (AFC) dan tim lawan yang terdiri dari Brunei Darussalam, Timor Leste, dan Korea Selatan tidak layak pakai, Indonesia bisa kehilangan keuntungan tuan rumah karena mesti berlaga di tempat netral.

PSSI tidak mau hal tersebut terjadi. Mereka mencoba mencari opsi dengan memindahkan pertandingan ke stadion lain di Indonesia. Namun, selain itu, opsi memakai SUGBK tetap tidak dibuang karena lapangan ditutup dengan peralatan khusus untuk menjaga rumput tetap sehat.

Ego Lelaki Penggemar Sepak Bola di Indonesia

Berita Rekomendasi

Sampai Jumat (20/3), belum diketahui putusan terakhir polemik konser One Direction di Indonesia. Namun, kontroversi ini sangat menggambarkan pandangan para pria di Indonesia terhadap sepak bola.

Bukan rahasia, masyarakat Indonesia sangat menyukai sepak bola. Seperti di kebanyakan belahan dunia lain, kaum laki-laki menjadi penggemar terbesar sepak bola.

Di mata para pria Indonesia, sepak bola dipandang bukan sekadar olahraga. Sepak bola dinilai sebagai representasi kejantanan. Berkebalikan dengan di Amerika Serikat, olahraga ini dianggap sangat maskulin oleh publik tanah air.

Ketika kontroversi konser One Direction mencuat, "ego kejantanan" para pria penggemar sepak bola di Indonesia terusik. Secara tidak sadar, mereka ingin menunjukkan "kemachoan" dengan menolak konser dengan berbagai alasan mulai dari nasionalisme hingga cibiran terhadap One Direction.

Harry Styles cs bernasib nahas karena status mereka sebagai boy band. Grup musik seperti itu tidak bercitra macho. Basis penggemarnya pun lebih banyak kaum wanita. Tak ayal terjadi bentrokan antara ego maskulin dan feminin dalam kontroversi konser One Direction. Ujung-ujungnya adalah saling serang dari dua kubu yang berseberangan.

Mungkin saja, kondisi akan berbeda ketika grup musik yang tampil adalah sebuah band metal. Ego para pria bisa jadi tidak terusik karena mereka juga menggemari band tersebut.

(Asis Budhi Pramono, wartawan dan mantan pemimpin redaksi Tabloid Soccer)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas