Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sensasi Khas Nasi Megono Khas Pekalongan Menurut Lidah Orang Bekasi

Ini sensasi rasa nasi megono khas Pekalongan menurut lidah orang Bekasi.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Sensasi Khas Nasi Megono Khas Pekalongan Menurut Lidah Orang Bekasi
Klikhotel
Nasi Megono 

TRIBUNNEWS.COM - Rasa nasinya pulen dan manis, sementara tekstur megononya lembut dan garing pada nangkanya.

Yang paling nikmat, pastinya sensasi gurih pedas pada megono yang berpadu dengan wangi sereh dan bunga kecombrang yang padat di mulut. Jejak jejak rempah, seperti kunir dan cabai, pun terasa di tiap suapan. Rasanya betul-betul jempol.

Hanya, rugi rasanya mengudap nasi megono tanpa sotong item. Tekstur sotong racikan kedai ini empuk. Sekali koyak dengan sendok, sotong terbelah dua. Begitu digigit, sotongnya empuk, tidak liat. Meski dimasak dengan tinta, sotong khas Pekalongan disajikan kering.

Tapi, tidak mengurangi kenikmatan campuran bumbu kunci yang dimasak dengan tinta sotong. Rasa gurih pedas mendominasi, dengan wangi rempah yang kuat, tidak amis.

Jika mulut sudah kosong, sambar ayam goreng bumbu  pekalongan. Meski ukurannya relatif kecil, ayam kampungnya cukup empuk dan gurih.

Kenikmatannya makin keluar jika daging ayam dicocol dengan sambal terasi yang tersaji di piring kecil. Wangi terasinya cukup kuat. Dan, jangan terlalu remeh dengan sambal terasinya. Walau hanya sedikit, rasa pedasnya lumayan galak.

Kalau belum puas, masih ada sepiring kecil sriping atawa kerang kampak. Meski digoreng, tekstur kerangnya tetap empuk, tidak garing total. Walhasil, gigi masih merasakan kenyal panganan ini. Rasanya gurih dengan sisipin sensasi crispy pada bagian kerang yang mengering. Sriping juga cocok dikudap sama sambal terasi, lo.

BERITA TERKAIT

Meski bukan orang Pekalong-an, Rifki Akbar cocok dengan masakan kedai ini. Warga Bekasi ini paling doyan nasi megono. “Awalnya saya kira oncom. Nasinya wangi,” ujar dia.

Evi bilang, seluruh resep masakannya merupakan warisan dari neneknya, pemilik kedai di daerah Krimunan Pekalongan yang bernama Rumah Makan Djony.

Kedai itu sekarang dikelola orangtua Evi. Untuk menghasilkan rasa yang autentik, semua bumbu kunci dibuat di Pekalongan lalu dikirim dalam keadaan beku. “Di sini tinggal kukus dan campur,” katanya.

Agar rasanya tidak berubah, Evi juga mendatangkan semua bahan baku dari Pekalongan, mulai dari tepung beras, kecap, hingga terasi. Dia bahkan lebih memilih meniadakan sejumlah masakan jika persediaan bumbu atau bahan baku kosong. “Rasa masakan akan berubah jika memakai bumbu atau bahan baku lain,” ujarnya.

Untuk menebus seporsi ayam goreng bumbu pekalongan, Anda mesti mengeluarkan uang Rp 23.000. Kemudian, banderol harga cumi item Rp 23.000 per porsi, nasi megono Rp 6.000 sebungkus, dan sriping Rp 20.000 seporsi.

Untuk minuman, kedai ini punya minuman khas, es mangga serut seharga Rp 10.000 per gelas. Yang hangat juga ada: teh poci Rp 13.000 pas.

Bumbu Pekalongan

Ruko Beryl 3 No. 36, Jl. Kelapa Gading Selatan, Gading Serpong, Tangerang
Koordinat GPS:
S6024.4763’ - E106063.6760’

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas