Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Asyiknya Budaya Ngopi-ngopi di Kedai Sembari Curhat Menginspirasi Lahirnya Film Filosofi Kopi

Budaya ngopi-ngopi di kedai sembari curhat menginspirasi lahirnya film 'Filosofi Kopi.'

Penulis: Achmad Rafiq
Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Asyiknya Budaya Ngopi-ngopi di Kedai Sembari Curhat Menginspirasi Lahirnya Film Filosofi Kopi
Adegan film Filosofi Kopi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Achmad Rafiq

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Minuman yang dulunya identik dengan kebiasaan orangtua, kini mulai menjamur di kalangan anak muda, yaitu kopi.

Minum berwana coklat kehitaman itu, mulai diganderungi tidak hanya orangtua, tapi juga anak muda.

Tidak jarang, anak muda saat ini menghabiskan waktu mereka di sebuah kedai kopi untuk kumpul santai bersama teman, atau sekedar mencari sinyal internet wi-fi. Padahal, menurut sejarahnya setiap kopi memiliki filosofinya masing-masing.

Hal itu lah yang membuat akhirnya sutradara Angga Dwimas Sasongko tertarik mengadopsi sebuah cerita pendek karya Dewi 'Dee' Lestari, ke dalam sebuah tampilan film layar lebar yang berjudul 'Filosofi Kopi'.

Film tersebut menceritakan tentang dua orang sahabat, Ben (Chicco Jerikho) dan Jody (Rio Dewanto) yang sama-sama mencintai kopi, namun berbeda karakter. Keduanya tinggal bersama hingga menjalani usaha kedai kopi yang diberi nama 'Filosofi Kopi'.

Ben merupakan seorang barista idealis yang begitu terobsesi dengan kenikmatan berbagai kopi. "Gue ngga pernah bercanda soal kopi," ucap Ben penuh optimis pada salah satu scene di film tersebut.

Berita Rekomendasi

Sementara Jody, seorang pemilik kedai yang mengelola kebutuhan serta keuangan yang ada di kedai 'Filosofi Kopi'. Dalam pikirannya, Jody selalu beranggapan bahwa cukup mengeluarkan biaya produksi yang kecil, tapi bisa menghasilkan keuntungan yang besar.

Nikmatnya kopi buatan Ben selama di kedai 'Filosofi Kopi', mengantarkan mereka kepada seorang tamu dari bos pemilik perusahaan terbesar di Jakarta, yang menantang Ben untuk meracik kopi blend. Tidak main-main, tantangan yang semula berhadiah Rp 100 juta menjadi bernilai Rp 1 Milyar.

Tentu hal tersebut membuat Jody dan Ben sangat tergiur. Apalagi, kedai yang memiliki konsep nuansa cappuccino itu sudah diburu penagih utang. Sebab, kedai yang didirikan Jody berasal dari uang almarhum ayahnya yang rupanya memiliki banyak hutang.

Beberapa karakter sisipan yang tidak terdapat pada cerita pendek pun dihadirkan. Agar dapat membangun alur yang layak untuk sebuah layar lebar, Angga menambahkan karakter pada cerpen tersebut dengan menghadirkan sosok El (Julie Estelle). Dia seorang penikmat dan peneliti kopi yang telah memiliki sertifikasi resmi Q-Grader.

El dengan tegas menilai bahwa racikan bernama 'Ben's Perfecto' yang dipersiapkan Ben untuk tantangan, kurang enak. Padahal Ben dengan bangga mengklaim jika kopi buatannya adalah yang paling enak di dunia. Namun bagi El, ada satu kopi yang lebih nikmat lagi, bahkan salah satu yang terbaik di dunia, yakni Kopi Tiwus.

Saat itulah Ben bersama Jody diantarkan ke perkebunan seorang petani kopi Tiwus bernama Pak Seno (Slamet Raharjo) dan Bu Seno (Jajang C Noer) di perkebunan Kopi Malabar, di kawasan Pandeglang, Jawa Barat.

Namun ketika menyambangi perkebunan tersebut, Ben, Jody bahkan El justru menemukan hal lain. Hal itu yang mulai membuat munculnya konflik, karena mereka saling mengingat kehidupan masing-masing di masa lalu, saat ini dan masa depan. Termasuk soal persahabatan, keluarga dan cinta.

Itulah potongan cerita dari film 'Filosofi Kopi'. Sebuah film drama yang dibalut secara pop dan membawa penonton untuk merasakan emosional dari para pemaninnya. Pesona keindahan alam Nusantara secara natural, membuat penonton terasa teduh untuk menikmati film ini.

Apalagi, adanya suara gerusan biji kopi yang dihaluskan dengan mesin dan lagu latar yang sangat menyatu dengan film. Mulai dari "Kisah Secangkir Kopi" dari Robi Navicula, hingga "Semesta" dari Maliq & D'Essentials, begitu tepat dipilih Glenn Fredly sebagai Music Produser dengan jalan cerita film tersebut.

Film berdurasi sekitar 110 menit itu diklaim menghabiskan biaya sejumlah Rp 10 Miliyar. Film 'Filosofi Kopi' itu siap tayang pada 9 April 2015, di seluruh bioskop Indonesia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas