Masangin, Tradisi Permainan di Alun-alun Kidul Yogyakarta, Kelihatannya Gampang, Nyatanya Susah!
Masangin, sebuah tradisi permainan tradisional biasa digelar di Alun-alun Kidul Yogyakarta, kelihatannya sih gampang, nyatanya susah!
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Reporter Tribun Jogja, Hamim Tohari
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Sebagai daerah yang kaya akan tradisi dan budaya, Yogyakarta benar-benar banyak menyimpan atraksi tradisi yang mampu menarik minat wisatawan berdatangan.
Satu di antara tradisi yang punya pesona dan memikat rasa penasaran adalah Masangin yang biasa digelar di alun-alun selatan Yogyakarta atau lebih di kenal Alkid (Alun-Alun Kidul).
Masangin sendiri adalah kegiatan berjalan melewati antara dua pohon beringin yang ada di tengah-tengah alun-alun selatan dengan mata tertutup.
Walaupun terlihat mudah, tetapi tidak semua orang bisa melewati tengah-tengah dua pohon beringin yang sebenarnya berjarak cukup lebar tersebut.
Permainan Masangin di Alun-alun Kidul Yogyakarta
Mitos yang berkembang di tengah masyarakat adalah mereka yang memiliki hati yang bersih dan niat baik yang bisa melalui tantangan tersebut. Selain itu bagi siapa saja yang bisa melewati tengah beringain tersebut, permintaannya akan mudah terkabul.
Di luar benar tidaknya mitos tersebut, Masangin adalah kegiatan yang seru dilakukan bersama teman maupun keluarga. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Yan Suhendra seorang wisatawan asal Jakarta.
Dia mengatakan, sepertinya mudah untuk berjalan lurus melewati tengah dua pohon beringin, tetapi pada kenyataanya Yan Suhendra mencoba tiga kali dan tidak ada satupun dari percobaanya yang berhasil.
“Sepertinya saya jalannya sudah lurus dan yakin akan melewati tengah beringin, tetapi setelah saya buka tutup mata ternyata melenceng,” ungkap Yan Suhendra.
Pria yang datang ke Yogyakarta bersama teman-teman sekantornya tersebut merasa terhibur dengan masangin.
Dia bisa ketawa-ketiwi melihat teman-tamannya yang lain melenceng cukup jauh saat mencoba masangin.
Dikatakan Yan Suhendra, walaupun sudah sering ke Yogyakarta, tetapi baru kali ini dirinya mencoba tradisi permainan Masangin.
“Besok jika ke Jogja lagi saya akan mencobanya kembali, saya masih penasaran,” ujarnya sambil tertawa.
Jika Yan Suhendra selalu gagal saat mencoba melewati tengah pohon beringin, tidak demikian dengan Joko Agung. Wisatwan yang berasal dari Medan tersebut, sekali mencoba langsung berhasil.
“Saat pertama kali mau mencoba, cukup gugup juga malu jika melenceng terlalu jauh. Tetapi tadi sekali coba langsung berhasil,” ungkap Joko.
Joko bertutur, tahu pertama Masangin dari berita dan beberapa temannya yang pernah ke Yogyakarta. Karena penasaran dengan masangin, sejak sebelum berangkat ke Yogyakarta, Joko memang sudah merencanakan untuk mencoba masangin.
Wedang Ronde
Saat Anda berkunjung ke alun-alun selatan, tidak hanya masangin yang bisa anda lakukan. Saat hari mulai gelap, alun-alun semakin ramai.
Anda bisa mencoba hiburan mengelilingi alun-alun menggunakan becak dengan berbagai macam bentuk dan dihiasi dengan beragam lampu warna-warni. Harga sewa becak tersebut mulai Rp. 35 ribu hingga Rp 60 ribu tergantung ramai dan sepinya pengunjung.
Lelah setelah melakukan berbagai aktivitas, anda tak perlu khawatir, karena banyak penjaja makanan di alun-alun selatan.
Dan salah satu kuliner yang khas saat anda mengunjungi alun-alun selatan adalah wedang ronde.
Minuman yang berbahan dasar jahe dan dicampur dengan moci, roti, kacang, dan buah kolang-kaling tersebut sangat cocok diminum pada malam hari sembari berkumpul bersama teman dan keluarga.
Selain ronde, anda juga bisa menikmati jagung bakar, roti bakar, bakso bakar, cilok, dan beragam jajanan lainya.
Untuk beragam jajanan tersebut bisa anda nikmati mulai dari harga seribu rupiah hingga Rp 10 ribu.
Jika anda mengininginkan santapan khas Yogyakarta berupa Gudeg, anda bisa ke dearah Wijilan yang hanya berjarak tak lebih dari satu kilometer dari alun-alun selatan.
Alun-Alun Selatan Yogyakarta terletak di sisi barat Keraton Yogyakarta. Jika dari kawasan nol Kilometer Yogyakarta, jaraknya sekitar dua kilometer ke arah selatan.
Tidak ada angkutan umum dari kawasan Malioboro ataupun nol Kilometer ke Alun-Alun Selatan. Anda bisa memanfaatkan kendaraan tradisional khas Yogyakarta, yakni becak dan andong untuk menuju ke kawasan Alun-Alun Selatan.
Bajaj atau bemo ala kota Yogyakarta
Tips Wisata:
Sebaiknya anda mengunjungi Alun-Alun Selatan pada sore menjelang malam hari. Selain kondisi yang sudah tidak terlalu panas, para penjaja makanan mulai menggelar dagangannya pada sore hari.
Selain itu, becak hias yang juga menjadi daya tarik Alun-Alun Selatan juga mulai beroperasi pada sore hingga malam hari.