Pasar Terapung di Tepian Siring Banjarmasin, Asyik Berburu Soto Banjar, Ketupat Kandangan, Laksa
Pasar Terapung di tepian Siring Banjarmasin jadi tempat perburuan asyik untuk wisata kuliner khas orang Banjar. Misalnya?
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Reporter Banjarmasin Post, Yayu Fathilal
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Kota Banjarmasin sudah identik dengan pasar terapung.
Nah, Pasar Terapung Kuin termasuk wisata tradisional khas Banjarmasin yang punya keistimewaan.
Adanya sejak ratusan tahun lalu di muara Sungai Barito di daerah Kuin, Banjarmasin.
Hingga sekarang pasar itu masih ada namun pamornya sudah mulai turun seiring dengan pesatnya perkembangan pasar di darat.
Nah, sejak beberapa tahun belakangan ini, dalam rangka merevitalisasi pasar tersebut dari kepunahan, Pemerintah Kota Banjarmasin membuat pasar terapung baru.
Lokasinya di tepian Siring Menara Pandang di Jalan Kapten Pierre Tendean, Banjarmasin.
Suasana kesibukan di pagi hari di Pasar Terapung Banjarmasin (Banjarmasin Post/ Yayu Fathilal)
Siring itu membentang di bantaran Sungai Martapura yang membelah Kota Banjarmasin.
Pasar terapung ini hanya ada di pagi Minggu.
Berbeda dari waktu operasi dua pasar terapung tradisional yang sudah lama ada, yaitu Pasar Terapung Kuin di Banjarmasin dan Pasar Terapung Lokbaintan di Kabupaten Banjar yang dimulai subuh dan berakhir pagi sekitar pukul 07.00 Wita tiap hari, pasar terapung di Siring Menara Pandang ini dimulainya lebih lambat dari pukul 07.00 Wita hingga menjelang siang.
Hal ini tentu saja membuat jumlah pengunjungnya lebih banyak dibandingkan dua pasar terapung lainnya karena di waktu pagi itu biasanya warga sudah banyak yang beraktifitas belanja atau sekadar bersantai.
Akses Mudah di Tengah Kota
Aksesnya yang mudah, yaitu di tengah Kota Banjarmasin, membuat daya tarik tersendiri bagi pasar ini.
Bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi maupun umum kecuali angkot karena di sini angkot memang tidak terlalu populer.
Para pedagangnya pun menjajakan dagangan mereka tidak di tengah sungai seperti di Kuin dan Lokbaintan, namun merapat ke dermaga yang memang disediakan oleh Pemerintah Kota Banjarmasin.
Bahkan ada juga yang berjualannya di atas dermaganya, tidak di atas jukung atau perahu.
Ketupat Kandangan dan Laksa
Dagangan yang mereka jual kebanyakan sayur, buah dan makanan tradisional Banjar seperti soto Banjar, ketupat Kandangan, laksa serta kue-kue seperti amparan tatak, puteri selat serta kudapan khas Banjar seperti jaring (jengkol), lupis, dan sebagainya.
Harga yang mereka tawarkan pun merakyat, sekitar ribuan rupiah saja.
Para pedagangnya berjualan menggunakan topi tradisional Banjar bernama tanggui. Bentuknya bulat.
Salah satu penjualnya adalah Arbayah. Perempuan paruh baya ini lebih senang berjualan di pasar terapung ini karena pengunjungnya banyak.
"Kalau subuh kadang-kadang saya jualan di Pasar Terapung Kuin. Pernah juga beberapa kali di Lokbaintan, tapi lebih sering di siring ini karena pengunjungnya ramai. Biasanya saya berjualan di sini dari pukul 07.00 Wita hingga siang," ujar penjual sayur kalakai ini.
Di sini juga banyak kelotok. Pengunjung bisa menyewanya untuk berwisata ke beberapa tujuan atau sekadar susur Sungai Martapura dari Jembatan Pasar Lama ke Pasar Sudimampir. Tarifnya berbeda-beda.
Kalau mau wisata sungai dari Jembatan Pasar Lama yang dekat dengan lokasi pasar terapung ini ke Pasar Sudimampir, cukup merogoh kocek Rp 150 ribu.
"Kalau rombongan maksimal 30 orang segitu tarifnya. Kalau sendiri saja Rp 100 ribu," jelas pengemudi kelotoknya, Saprullah.
Mau ke tujuan wisata lainnya juga bisa dari sini. Tarifnya beda lagi dan lebih mahal. Misalnya, ke Pasar Terapung Kuin sekitar Rp 350 ribu baik berombongan atau sendirian. Mau lebih jauh lagi, bisa ke Pulau Kaget. Di sana, Anda bisa menyaksikan habitat asli monyet khas Kalimantan Selatan, yaitu bekantan.
"Dari sini mau ke Pulau Kaget tarifnya Rp 400 ribu, baik berombongan atau sendiri. Kalau mau ke Pasar Terapung Lokbaintan dan Pulau Kembang bisa juga, tetapi kalau mulai dari sini kami tidak melayani karena jauh sekali. Kalau mau ke Pulau Kembang, mau lihat kawanan monyet atau warik bisanya dari Pasar Terapung Kuin," ujarnya.
Menariknya lagi, para pengemudi kelotok ini juga memiliki kartu nama lengkap dengan nomor telepon yang bisa dihubungi wisatawan jika ingin memakai jasa mereka berwisata ke beberapa tempat wisata di Banjarmasin menggunakan jalur sungai.
Para pengunjung datang ke sini selain untuk berbelanja di pasar terapung ada juga yang sekadar jalan-jalan.
Di antaranya adalah Dwi yang kemari untuk refreshing.
Dia asli dari Balikpapan, Kalimantan Timur dan sudah tujuh tahun bermukim di Banjarmasin. Dia jarang kemari, namun penasaran ingin melihat pasar terapung.
"Kalau di sini mudah dijangkau, pasarnya dekat jadi enak kalau mau belanja," ujarnya.
Selain pasar terapung, di siring ini masih banyak lagi yang bisa dinikmati.
Banyak pedagang jajanan khas Banjar juga makanan lainnya seperti sate, es potong Singapura, salad buah, gorengan, pentol hingga berbagai minuman seperti es jeruk dan teh botol.
Ada juga yang berjualan pakaian, aksesori seperti gelang, bros, cincin, kalung di siringnya.
Ada juga rumah tradisional Banjar yang sudah direnovasi oleh Pemerintah Kota Banjar yang sering disebut Rumah Anno 1925.
Di sini juga ada panggung hiburan berupa musik panting, musik tradisional Banjar.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.