Kerajinan Kulit Ikan Pari, Buaya, Sapi, dan Ular Ada di Pusat Grosir Tanggulangin
Pusat kerajinan kulit Ikan Pari, Sapi, Ular, danlainnya ada di kawasan Jalan Raya Kludan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Surya/Wiwit Purwanto
TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO - Kreasi dan kreativitas perajin tas asal Desa Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo ini patut diperhitungkan.
Di tengah gempuran barang-barang produksi atau buatan Negara China, mereka masih mampu membuat aneka kerajinan kulit secara home made dan dijual langsung di rumahnya.
Tempat produksi tas di Tanggulangin ini sebenarnya sudah ada sejak lama, tempat ini bahkan setiap hari tak pernah sepi pengunjung.
Namun karena terimbas oleh semburan lumpur di Porong saat itu, industri tas dan pengunjung yang datang ke tempat yang juga disebut sebagai sentra
tas Tanggulangin menjadi sepi.
Sebagian besar pengunjung takut karena adanya semburan lumpur, padahal Tanggulangin ini termasuk daerah yang aman karena masih jauh dari pusat sembuan lumpur.
Seiring perjalanan waktu, perlahan tapi pasti industri tas Tanggulangin mulai bangkit.
Pasar murah tas Tanggulangin, Sidoarjo. (Surya/Wiwit Purwanto)
Banyak perajin yang mulai membuat kembali kreasi kerajinan kulit, pengunjung juga mulai datang kembali ke sentra tas yang hampir setiap rumah di kawasan Jalan Raya Kludan Tanggulangin ini membuka toko kerajinan tas.
Salah satunya adalah Pusat Grosir Tas Tanggulangin (Pusgita).
Setiap hari grosir tas di Jalan Raya Kludan Tanggulangin ini tak pernah sepi pengunjung.
Bahkan pada hari libur grosir yang menawarkan berbagai koleksi tas, dompet, sepatu, sandal, sabuk dan pernik pernik yang terbuat dari kulit selalu ramai.
“Alhamdulillah sekarang sudah bangkit kembali industri tas rumahan ini, dan pengunjung sudah ramai lagi seperti dulu,” kata Zainul Lutfi, salah satu owner Pusgita.
Menurutnya selama ini meskipun sepi pengunjung ia tetap buka dan terus memproduksi kerajinan kulit ini.
Di tempatnya, beberapa kerajinan kulit ditawarkan ada yang kulit sapi, kulit ular, kulit ikan pari hingga kulit buaya.
“Yang paling mahal ini kulit Ikan Pari,” katanya.
Kulit ikan pari menjadi mahal karena motif dan tekstur kulit itu beda dengan yang lainnya.
Untuk bahan mentah, ia mengaku mencari langsung dari penyamakan kulit di berbagai daerah.
Misalnya untuk ikan pari ia mempunyai langganan dari Yogyakarta.
Kulit yang masih mentah ini kemudian diolah lagi hingga menjadi bahan yang siap untuk dibuat tas, sepatu atau dompet.
Hasil kerajinan Tanggulangin, Sidoarjo. (Surya/Wiwit Purwanto)
Untuk kulit ikan pari sebagian besar hanya bisa dibuat dompet karena memang bahan kulit ikan pari ini tidak begitu besar.
Untuk model dan desain jangan kuatir, di Pusgita semua model dan desain selalu update dengan tren yang sedang berkembang.
“Jadi untuk model dan desain tidak akan ketinggalan zaman,” katanya.
Masalah harga tidak perlu takut karena semua dikerjakan sacara home made, maka harga pun masih terjangkau isi kantong, tergantung dari
bahan kulit yang dipakai.
Namun untuk belanja di sini perlu ditanyakan lagi kepada penjualnya, mana kulit yang asli dan mana yang imitasi.
Biasanya sudah dipisahkan, koleksi kulit asli ada di bagian belakang, sementara kulit imitasi dipajang di luar,
Pada saat saat liburan atau pada hari libur toko-toko di Sentra Tas Tanggulangin ini banyak mengobral diskon.
Hasil kerajinan Tanggulangin, Sidoarjo. (Surya/Wiwit Purwanto)
Beragam koleksi bahkan biasanya dijual murah dengan ditempatkan di boks yang ada di depan toko.
Pengunjung bebas memilih dengan harga yang sudah didiskon.
“Liburan di sini selalu ada diskon khusus, karena pengunjung banyak biar mereka senang datang ke sini,” ujarnya.
Untuk saat ini, kata Zainul, tas model etnik banyak diminati pengunjung.
Tas berbahan kulit sapi ini ditawarkan hingga paling mahal Rp 4 jutaan.
“Untuk tas kerja dengan bahan kulit asli ada yang seharga Rp 8 jutaan,” katanya.
Sedang untuk sepatu dan sandal dengan kulit asli, ditawarkan dengan harga Rp 200-an ribu.
Untuk dompet dan tas kecil berbahan kulit buaya atau kulit ikan pari ditawarkan mulai Rp 4 jutaan.
Melihat banyaknya diskon dan beragam motif dan model dari tas yang dipajang di etalase, cukup membuat pusing Hesti yang siang itu terlihat
mondar mandir di lorong di antara susunan rak tas dan sepatu.
Menurutnya belanja di Sentra Tas Tanggulangin cukup membuat senang, selain banyak pilihan harga yang ditawarkan juga terjangkau.
“Saya sedang cari tas model etnik yang dari kulit asli, unik dan warnanya kalem,” katanya.