Restoran Tip-top Kesawan, Medan, Tempat Nostalgia, Es Krim Legendarisnya Juara
Bernilai sejarah, restoran Tip-Top juga menjadi tempat berkumpulnya orang-orang yang ingin mengingat kenangan indah masa lalu.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribun Medan/Silfa Humairah
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Bagaimana rasa kuliner Medan di era kolonial yang dimasak di atas tungku zaman berusia lebih dari setengah abad? Penasaran?
Jika berkunjung ke Kota Medan, singgahlah ke restoran Tip Top di kawasan Kesawan, Jalan Ahmad Yani, Medan.
Restoran ini konsisten pada dekorasi tempat konsep lawas dan proses pemasakan menu makanan juga, yaitu dengan menggunakan tungku kayu bakar sejak tahun 1930-an.
Restoran Tip Tpop selalu ramai dikunjungi pengunjung setiap harinya. (Tribun Medan/Silfa Humairah)
Zaman semakin modern, tapi restauran ini masih memasak makanan dengan tungku kayu bakar peninggalan zaman penjajahan Belanda.
Tidak sembarang, yang dibuat adalah es krim dengan cita rasa tempo dulu menggunakan resep nenek moyang.
Dari tekstur, es krim di restoran Tip-top terlihat sama dengan es krim kebanyakan.
Tapi tidak rasanya. Karena, begitu sentuhan es sampai di lidah, baru bisa dibedakan apa yang membuatnya berbeda.
Es krim di restoran Tip-top terasa lebih bersalju dan padat.
Ia tidak mudah cair walaupun didiamkan cukup lama. Rasa manisnya pas dan tidak membuat rasa haus.
Didrikus Kelana, Manager Tip-top, menuturkan pihaknya menawarkan menu makanan tradisional, western atau bahkan kue dan es krim yang masih dimasak melalui tungku.
"Tip Top masih mempertahankan tungku yang terbuat dari batu api berbahan bakar kayu sejak tahun 1934," jelas Didrikus, Manager Tip Top.
Es krim Tip-top merupakan es krim legendaris yang mempertahankan resep asli sejak 1936. (Tribun Medan/Silfa Humairah)
Ia menuturkan tungku yang digunakan kayu bakar berkualitas baik, sehingga dapat menghasilkan kue dengan aroma yang harum dan cita rasa yang enak.
"Ada kue-kue istimewa seperti kue tart, specolaas, saucijsebrood, moorkop, horen dan lain-lain dihasilkan dari tungku kayu bakar ini," katanya.
Ia mengatakan resto ini menjadi tempat berkumpulnya orang Belanda dari perkebunan maupun pemerintahan untuk menikmati breakfast di zaman kolonial.
Resto ini juga menjadi saksi bisu kemerdekaan Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, Tip Top perlahan mulai dikunjungi penduduk lokal terutama di kalangan menengah dan atas.
Menu-menu baru pun bermunculan untuk beradaptasi dengan demand lokal seperti Indonesian dan Chinese Food.
Tempo Dulu
Suasana tempo dulu sangat kental di Restoran Tip-top Medan yang berada di Kesawan Jalan Ahmad Yani, Medan.
Peninggalan perabotan hingga aksesoris di zaman penjajahan Belanda masih dipajang, bak memaparkan apa-apa saja yang telah terjadi di masa lalu, layak untuk dikenang.
Orang mengatakan bahwa sejarah adalah kenangan yang indah untuk diingat.
Tip-Top merupakan restoran tua di kota Medan yang menjadi saksi bisu betapa cepat kota ini berkembang.
Bernilai sejarah, restauran Tip-Top juga menjadi tempat berkumpulnya orang-orang yang ingin mengingat kenangan indah masa lalu.
Pengunjung memang kebanyakan kalangan orang dewasa dan orang tua.
Pelanggan setia penikmat rasa resep tradisional yang dijaga dari masa ke masa.
Turis-turis manca negara khususnya warga negara asing dari Belanda paling menggemari tempat ini karena dekorasi interior Belanda yang banyak dipajang.
Suasana tempo dulu tersebut membawa pengunjungnya merasakan layaknya berada di tahun 1930 an, di masa berdirinya restoran Tip-top untuk pertama kalinya.