Masjid Agung Palembang, Perpaduan Arsitektur Asia dan Eropa, Segera Dibangun Terowongan Bawah Tanah
Ingin berwisata religi di kota pempek? Masjid Agung Palembang, perpaduan arsitektur Asia dan Eropa, segera dibangun terowongan bawah tanah !
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Damayanti Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Tak hanya terkenal dengan wisata kuliner dan budaya, Palembang juga punya banyak tempat wisata religi.
Selain Al-Quran raksasa di kawasan Gandus Palembang, Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II yang terletak di pusat kota Palembang juga salah satu objek wisata religi yang wajib Anda kunjungi.
Masjid megah dengan desain modern ini berhadapan langsung dengan Bundaran Air Mancur (BAM) di Jl Jenderal Sudirman, Kelurahan 19 Ilir, Kecamatan Ilir Barat I.
Arsitektur masjid yang terakhir kali direnovasi tahun 2003 silam ini dipengaruhi tiga kawasan, yakni Indonesia, Tiongkok, dan Eropa.
Bentuk arsitektur Eropa terlihat dari pintu masuk di gedung baru masjid yang besar dan tinggi.
Interior Masjid Agung Palembang (Sriwijaya Post/ Damayanti Pratiwi )
Sedangkan, arsitektur Tiongkok dilihat dari masjid utama yang atapnya seperti kelenteng.
Masjid ini dulunya sempat menjadi masjid terbesar di Indonesia selama beberapa tahun.
Namun seiring berjalannya waktu, daerah lain pun terus berlomba mendirikan masjid besar yang megah dan modern.
Ketika memasuki ruangan dalam masjid, Anda akan semakin terpukau melihat kemegahan masjid tiga lantai ini.
Dinding bercat putih dipadu dengan pintu kaca dan lantai keramik dengan motif cokelat seragam, membuat ruangan masjid yang dibagi menjadi beberapa bagian itu semakin terasa megah.
Tak hanya menjadi tempat ibadah bagi umat Islam, Masjid Agung juga kerap dijadikan pusat kegiatan Islami.
Bukan hanya dijadikan pusat salat Idul Fitri dan Idul Adha di setiap tahunnya, berbagai kegiatan Islami berupa kajian Islam atau majelis taklim pun sering dipusatkan di masjid ini.
Bedug tua, salah satu barang bersejarah di Masjid Agung Palembang (Sriwijaya Post/ Damayanti Pratiwi)
Di lantai tiga, jamaah yang selesai melaksanakan salat pun, dapat membaca sejumlah buku Islami, karena di lantai itu memang disulap menjadi ruang perpustakaan.
Untuk Itikaf
Di bulan Ramadan, tak sedikit orang yang melakukan itikaf di masjid ini.
Lokasinya yang berdekatan dengan salah satu pusat ekonomi warga Palembang, yakni Pasar 16 Ilir, membuat masjid ini tak pernah sepi jamaah.
Ketika jam salat Dzuhur dan Ashar, masjid ini diramaikan pengunjung pasar ataupun pedagang yang tak lupa menjalankan ibadah salat.
Di setiap hari Jumat, di sekeliling luar pagar Masjid Agung, sejumlah pedagang menggelar dagangan apapun yang memungkinkan dibeli jamaah Salat Jumat.
Menjadi hal menarik ketika Anda coba berkeliling dari satu pedagang ke pedagang lain, karena hampir seluruh barang tersedia di puluhan pedagang yang tumpah ruah setiap pekannya itu.
Terowongan Bawah Tanah
Meski terlihat megah, Masjid Agung Palembang sudah seharusnya direnovasi kembali. Sebab, di beberapa bagian, terlihat dinding yang mulai kusam, beberapa bagian juga bocor, dan tentunya sebagai salah satu destinasi wisata kebanggan di Palembang.
Bahkan, tim pengembang masterplan Masjid Agung Palembang telah merencanakan membangun terowongan bawah tanah dari Masjid Agung menuju Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) dan kawasan Benteng Kuto Besak (BKB) dan Pasar 16 Ilir Palembang yang memang letaknya tak jauh dari Masjid Agung.
Pintu gerbang utama untuk masuk ke Masjid Agung Palembang. (Sriwijaya Post/Damayanti Pratiwi)
Nantinya, akan dibangun basement yang akan dilengkapi tempat wudu dan tempat usaha.
Selain itu, ruangan yang ada di kawasan Masjid Agung akan lebih dimaksimalkan seperti ruang perpustakaan dan juga tempat pelaksanaan akad nikah.
Nantinya, menuju menara juga akan di bangun lift sehingga jamaah bisa melihat Palembang dari ketinggian dengan lebih mudah.
Selain basement dan terowongan, pihak kontraktor juga mengusulkan pembangunan skylight berbentuk kerucut dari bahan kaca.
Adapun penggunaannya untuk penerangan melalui pantulan matahari, sehingga tidak memerlukan penerangan dari listrik ketika waktu siang.
Dari arah Bandara SMB II (di bagian utara kota) menuju ke Jembatan Ampera, Anda harus berputar di Bundaran Air Mancur menuju ke arah Jl Merdeka sebelum masuk ke halaman Masjid Agung dari Gerbang Barat.
Sementara jika anda datang dari arah Selatan atau kawasan Seberang Ulu, anda dapat melihat keindahan bangunan masjid kebanggaan warga Palembang ini dari atas Jembatan Ampera, jembatan yang menjadi landmark kota Palembang.
Letak Masjid yang berada di pusat kota ini tentunya sangat mudah dicapai, sekalipun bagi Anda yang pertama kali berkunjung ke ibukota Sriwijaya di masa lalu ini.