Ini Alasan Neaq Jengea Warga Dayak Dibangun di Tepi Sungai
Neaq Jengea, membangun pondok di tepi sungai.
Editor: Mohamad Yoenus
![Ini Alasan Neaq Jengea Warga Dayak Dibangun di Tepi Sungai](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/suku-dayak_20150611_133507.jpg)
Bitdom berujar, tidak sembarang kayu yang dipakai sebagai umbul-umbul.
Biasanya mereka akan memilih kayu yang lembut nan kuat seperti kayu Lemngeah ini, agar mudah dan cepat dipangkas.
Setelah dipangkas dan membentuk rumbai, akan diwarnai menggunakan kesumba berwarna merah.
Menurutnya, dulu hiasan rumbai diwarnai oleh darah ayam atau babi, seiring berjalannya waktu, ritual tersebut menggunakan pewarna buatan agar tak mubazirkan hewan peliharaan.
Kegiatan ini merupakan acara awal dari rangkaian Festival Erau Bobjengea atau Lomplay yang dilaksanakan di desa tersebut.
Sebagai acara awal, Neaq Jengea memang didominasi oleh kaum laki-laki, sedangkan perempuan berada di rumah untuk menyiapkan makanan yang akan dihidangkan saat puncak acara.
Bobjengea sendiri merupakan upacara adat sebagai bentuk syukur panen padi bagi masyarakat Dayak Wehea.
Bitdom menuturkan, acara ini digelar setiap tahun secara bergilir dari desa ke desa di Kecamatan Muara Wahau.
Tahun ini Desa Dea Beq sebagai tuan rumah Erau Bob Jengea, adapun 6 desa yang ikut bergabung di acara tersebut, yakni desa Dea Beq, Bea Nehas, Diaq Lay, Nehas Liah Bing, Long Wehea, Diaq Leway.