Desa Pampang Jadi Objek Wisata Suku Dayak
Taman Budaya Pampang di Samarinda, menjadi objek wisata untuk mengenali seni dan budaya tarian adat suku Dayak.
Editor: Mohamad Yoenus
Setiap pekan, menggelar pertunjukkan kesenian tarian adat suku Dayak.
Pagelaran rutin digelar setiap hari Minggu mulai pukul 14.00 wita hingga pukul 15.00 wita.
Lamin Adat yang terbuatdari kayu ulin, terlihat eksotis.
Taman Budaya Pampang, Desa Pampang, Kelurahan Pampang, Samarinda, Kaltim. (Tribun Kaltim/Budhi Hartono)
Hampir semua dinding terdapat ukiran khas Dayak.
Mulai dari dinding utama atau backdrop dihiasi ukiran Dayak dengan dominasi warna kuning, putih, dan hitam.
Tinga penyangga lamin adat, terbuat dari kayu yang berdiameter dua meter, dihiasi ukiran.
Tanpa atap plafon, terlihat alami lamin adat tersebut.
Lamin adat sepanjang 30 meter, terdapat tiga bangunan yang menjadi satu.
Atap lamin adat, yang menggunakan kayu sirap, berdiri kokoh ukiran di setiap sudut atap dan di tengahnya.
Tarian yang ditampilkan antara lain, tari Kanjet Anyam Tali, Nyalama Sakai, tari Kancet Lasan, tari Kancet Punan Lettu, Ajay Piling, Bangen Tawai, Hudoq, Manyam, dan lainnya.
Sebelum tarian dipersembahkan, pemandu acara seni tari di Pampang menjelaskan kisah persembahan tarian-tarian.
Misalnya, tari Kanjet Anyam Tali adalah tarian persatuan, bermacam suku, bangsa, bahasa menjadi satu.
Meskipun berbeda-beda agama, suku dan bahasa tetap satu.
Suku Dayak bertelinga panjang. (Tribun Kaltim/Budhi Hartono)
Pertunjukkan budaya kesenian ini ditampilkan oleh masyarakat suku Dayak Kenyah.