Rujak Aceh Khas Desa Ujong Blang, Segar Manis Gula Aren Plus Taburan Gurih Kacang
Rujak Ujong Blang khas Aceh itu gurih taburan kacang plus manis gula aren. Mau coba?
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Reporter Serambi Indonesia, Nurul Hayati
TRIBUNNEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Rujak menjadi salah satu penganan yang tak boleh dilewatkan jika berkunjung ke Kota Lhokseumawe, Aceh.
Di kota itu rujak Ujong Blang cukup kesohor dan banyak digemari. Nama rujaknya sendiri diambil dari nama sebuah desa yang terletak di Kecamatan Banda Sakti.
Sementara keberadaan rujak selain di Desa Ujong Blang juga terdapat di Desa Ulee Jalan dan Hagu Barat Laut, masih dalam kecamatan yang sama.
Rujak Aceh Ujong Blang saat masih dalam ulekan sang penjual (Serambi Indonesia/ Jafaruddin)
Desa-desa tersebut merupakan kawasan pesisir yang memeluk kota Lhokseumwe. Menikmati rujak di pondok-pondok yang tersebar dibibir pantai merupakan salah satu aktivitas menyenangkan. Memandang panorama pantai sambil berwisata kuliner.
Pondok yang berjumlah hingga belasan unit itu tersebar di pinggir pantai. Setiap pondok menawarkan rujak sebagai menu utama. Maka tak heran jika lantas banyak yang berburu rujak kemari.
Rujak Ujong Blang mempunyai citarasa yang dikenal asam, manis, dan pedas. Potongan buah yang terdiri atas pepaya, kedondong, rumbia, nenas, mangga, bengkoang, mentimun, jambu, dan kuini yang digunakan semuanya dalam kondisi segar.
Yang menjadikan rasa rujak Ujong Blang istimewa adalah manisan aren dan gula jawa yang ditambah kacang goreng yang diulek kasar.
Keduanya lantas disiram ke atas buah yang dipotong pipih. Jika ingin lebih pedas, maka penjual akan menambah cabai rawit yang sudah diulek ke dalam rujak pesanan anda.
Salah satu pondok rujak Ujong Blang yang cukup dikenal adalah pondok Soraya. Namun jika anda ingin lebih dekat ke bibir pantai, anda bisa menjatuhkan pilihan ke Kafe Rimbun.
Meskipun menasbihkan diri sebagai spesialis sea food, namun pemiliknya tak lupa memasukkan rujak dalam daftar menu. Yang menarik dari tempat ini adalah letaknya yang menjorok ke pantai dan berbatasan langsung dengan deretan batu pemecah ombak.
Anda bisa memilih tempat di dalam kafe atau santai di tempat terbuka yang menyerupai dermaga. Kesemua bahan bangunan di sini bermaterial kayu, mulai dari dinding hingga lantai.
Santai di tempat terbuka yang menghadap langsung ke laut membuat kita seperti di dek kapal. Rasakan sensasi pedas manis rujak ditemani debur ombak dan semilir angin. Sempurna.
“Rujak Ujong Blang terasa karena bumbunya komplit. Memang diulek seperti rujak kebanyakan, namun manisan aren atau gula jawa yang digunakan ditambah kacang tanah yang telah digoreng dan diulek kasar menghasilkan rasa gurih,” ujar Husna, warga Desa Meunasah Masjid, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe.
Rasa asam manis pada rujak dihasilkan dari campuran mangga, pepaya, jambu, nenas, dan kuini. Sedangkan mentimun, bengkoang, dan kedondong menetralisir rasa tersebut.
Warga sedang menikmati rujak Aceh khas Ujong Blang dengan minuman segar es kelapa muda (Serambi Indonesia/ Nurul Hayati )
Sensasi rasa pedas yang bikin keringatan bersumber racikan bumbu rujak. Namun itu dinetralisir oleh kacang tanah goreng yang yang diulek kasar dan menghasilkan rasa gurih.
Kacang tanah tumbuk itu lantas disiram bersama manisan aren atau gula jawa yang telah diserut. Inilah yang bikin pengunjung ketagihan. Kesemuanya diracik dalam ulekan batu berukuran cukup besar langsung oleh tangan pemilik pondok dan kafe.
Istimewanya lagi untuk menikmati seporsi rujak Ujong Blang, kuliner andalan Lhokseumawe tersebut kita cukup membayar Rp 7.000 saja. Hmmm... harga ekonomis untuk sensasi rasa yang ditawarkan.